Mohon tunggu...
Yusnita Bangka
Yusnita Bangka Mohon Tunggu... Administrasi - Pustakawan

Assalamualaikum temen-temen sahabat Kompasiana, perkenalkan saya berasal prov. kep. Bangka Belitung. Disini saya masih belajar dalam menulis, maka saya sangat membutuhkan koreksi sahabat Kompasiana untuk mengkoreksi tulisan saya agar nantinya menjadi lebih baik lagi. Salam kenal untuk sahabat Kompasiana semuanya.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rasa Iri kepada Pak Tjipta dan Ibu Roselina

12 Januari 2021   00:51 Diperbarui: 12 Januari 2021   01:10 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kompasianer Tjiptadinata Effendi

Untuk pertamakalinya saya menulis di Kompasiana pada bulan maret 2020, walaupun saya sudah bergabung dengan Kompasiana sejak sembilan bulan sebelumnya. Awal bergabung menjadi seorang Kompasianer karena ajakan senior di kantor. Beliau telah menjadi Kompasianer sejak tahun 2014.

Banyak pengalaman yang beliau ceritakan menjadi seorang kompasianer dan salah satu tokoh cerita beliau adalah seorang kompasianer berusia 76 thn (ditahun 2019) yang masih aktif dalam menulis. Cerita ini memotivasi saya untuk bergabung dengan kompasiana karena rasa iri kepada tokoh tersebut.

Usia 76 thn masih aktif menulis? Saya saja yang belum genap berusia 40 thn belum ada menulis satu kalimat pun di sebuah blog yang dibaca oleh orang lain. Namun sayang karena memang saya bukan seorang penulis atau mungkin karna mood untuk menulis kurang, sehingga membuat saya di tahun 2019 hanya bergabung dengan kompasiana tanpa meninggalkan jejak tulisan. Rasa iri yang memotivasi untuk bergabung nggak tahu hilang kemana, mungkin tergerus oleh kesibukan pekerjaan dan bermain gadget.

Di bulan Maret 2020 pertama kali saya menulis tentang artikel kegiatan organisasi, itu juga beberapa kali saya ketik dan hapus. Rasa nggak percaya diri itu pasti ada buat pemula seperti saya. Tetapi itu tidak bertahan lama karna saya menyukai disaat tulisan di beri nilai oleh orang lain. Hal ini memacu saya untuk menulis lagi dan lagi. Di bulan April saya menulis untuk ketiga kalinya.

Tulisan saya yang ketiga ini mendapatkan komentar dari Bapak Tjiptadinata Effendi yang merupakan tokoh dalam cerita senior saya di kantor. Bukan hanya pak Tjipta yang berkomentar, ternyata sang istri pun berkomentar di tulisan ketiga ini.

Ibu Roselina Tjiptadinata dan pak Tjipta menyukai tulisan tersebut (tulisan sederhana yang berbentuk pantun). Saat itu saya mulai mengikuti pasangan ini, rasa iri yang dulu pernah hilang muncul kembali di hati. Ingin selalu belajar dari pasangan eksis ini dalam hal menulis.

Di bulan September 2020 saya mengikuti acara A to Z yang diadakan oleh kompasiana. Saat itu narasumbernya adalah tiga tokoh hebat di Kompasiana, yaitu Pak Tjiptadinata Effendi, Pak Katedrarajawen dan Pak Rustian al Ansori (senior saya di Kantor).

Saya mengikuti cerita mereka melalui chanel Youtube secara live sore itu. Kata-kata Pak Tjipta yang sangat berkesan saat beliau mengatakan "menulis bisa menghindari kita dari penyakit alzheimer".  

Akhirnya saya mengetahui obat awet muda dari Pak Tjipta dan Ibu Roselina yaitu menulis, karna dengan menulis mereka terhindar dari penyakit alzheimer (pikun) yang menjadi momok bagi para lansia. Apalagi di usia mereka yang sudah tidak muda lagi masih bisa aktif dan berkarya. 

Semoga saya bisa mengkuti jejak pasangan yang ideal ini nantinya, tetap berkarya di usia yang sudah tidak muda lagi (kalau usia bisa mencapai usia mereka). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun