Mohon tunggu...
Yusmin Muin
Yusmin Muin Mohon Tunggu... Lainnya - PNS

Sangat suka berliterasi dengan berselancar di dunia maya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dunia Pendidikan Perlu Menyikapi Hepatitis Misterius

14 Mei 2022   21:17 Diperbarui: 15 Mei 2022   00:30 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selama dua tahun Indonesia didera wabah pandemi covid-19 sejak diumumkannya pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu. Meskipun deraan covid-19 sudah tidak dalam kondisi darurat pandemi, akan tetapi hingga saat ini wabah covid-19 masih ada. 

Bahkan sampai saat ini informasi harian di berbagai media massa memberitakan masih adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi terpapar covid-19. Bahkan dalam pemberitaannya terdapat juga berita penambahan pasien meninggal dunia akibat covid-19. 

Selain covid-19, kini terdapat informasi baru yang menjadi bahan berita berbagai media yaitu hepatitis akut. Diberitakan bahwa hepatitis ini memiliki perbedaan dari hepatitis yang ada selama ini meskipun ada kesamaan kondisi fisik pada penderitanya.

Menurut Nenny Mulyani yang berprofesi dokter anak dan merupakan konsultan gastrohepatologi mengatakan bahwa hepatitis ini misterius karena belum diketahui penyebabnya. Pada umumnya hepatitis disebabkan oleh virus hepatotropik A, B, C, D, maupun E. Ia dapat berlangsung kronis, akut, bahkan dapat berlanjut fulminan meskipun persentasinya kecil.  

Paparan Nennny selanjutnya yang diungkapkan dalam Webinar yang dilaksanakan oleh Kagama Channel dengan tema "Mengenal dan Mencegah Hepatitis Misterius" yaitu bahwa gejala pada penderita hepatitis akut ditandai dengan keadaan lesu, nyeri pada tekan perut bagian kanan atas, mual/muntah, diare, dan demam. 

Pada fase ikterik, yaitu fase adanya perubahan warna pada kulit penderita menjadi kuning yang disertai dengan warna urin seperti warna air teh beserta feses yang berwarna dempul (sindroma kolestasis). Selain hepatitis yang disebutkan sebelumnya, terdapat pula hepatitis yang tergolong berat. Dikatakan berat karena adanya kerusakan sel hati akibat reaksi imunologis atau virus yang merusak hati secara langsung. 

Salah satu di antara beberapa postulat yang disampaikan oleh beberapa kalangan yang mengatakan bahwa pemicu munculnya hepatitis misterius yaitu karena adanya imunisasi (vaksinasi:pen) covid-19. Terhadap postulat ini, Nenny meyakinkan bahwa untuk menyatakan bahwa imunisasi covid-19 menjadi pemicunya, maka baginya itu tidak rasional. Alasannya, karena penderita hepatitis misterius yang terdeteksi itu 75% merupakan anak yang berumur di bawah 5 tahun. Perlu diketahui bahwa anak yang berumur 5 tahun itu tidak direkomendasi untuk divaksinasi covid-19 sesuai anjuran WHO. Lagi pula menurutnya, hingga saat ini masih sedang diteliti pemicu munculnya hepatitis misterius itu.

Berdasarkan informasi tentang adanya penyakit hepatitis yang misterius itu di Indonesia, rakyat termasuk civitas pendidikan perlu menyikapi secara arif agar kondisi tidak meningkat menjadi wabah pandemi sebagaimana pada wabah covid-19 sebelumnya. Sekedar  mereview saja atas kondisi pandemi sebelumnya yaitu bahwa  sikap hidup yang abai merupakan pemicu sehingga penderita covid-19 mencapai angka yang cukup tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, menerapkan protokol kesehatan itu sangat penting untuk diperhatikan. Penerapan pola hidup bersih dan sehat merupakan cara yang dapat menghambat persebaran penyakit hepatitis akut misterius tersebut. 

Menurut Erizon pada ruang media lainnya sebagaimana dikutip dalam Kompas.com bahwa ada banyak cara untuk mencegah agar tidak tertular oleh penyakit yang menyerang hati atau liver tersebut. Menurutnya, menjaga kebersihan diri dan lingkungan merupakan cara yang penting untuk mengurangi kemungkinan transmisi virus melalui kotoran yang menempel pada tangan. 

Beliau juga menyampaikan bahwa jika terjadi salah satu saja gejala hepatistis akut misterius itu, maka sebaiknya melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Pemeriksaan yang dimaksudkannya itu meliputi pemeriksaan serum glutamic oxaloacetic transaminase dan serum glutamic pyruvic transaminase yaitu enzim khusus yang dihasilkan oleh sel hati pada saat terjadi peradangan.

Bagi penulis, dunia pendidikan Indonesia yang kini sedang melakukan usaha akseleratif mengejar ketertinggalan target kurikulum setelah terjadinya loss learning pada semua jenjang pendidikan sebagai akibat dari adanya pembatasan selama wabah pandemi covid-19 perlu tetap memiliki kesadaran. Kesadaran itu dapat berupa senantiasa memiliki kewaspadaan agar warga pendidikan tidak menjadi pihak yang memiliki kemungkinan terpapar oleh hepatitis misterius tersebut. Jika kesadaran itu tidak dimiliki, maka kemungkinan buruk dapat saja terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun