Mohon tunggu...
Yusfi Wawan Sepriyadi
Yusfi Wawan Sepriyadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Belajar Menulis Agar Tidak Kehilangan Sejarah

Kompasiana merupakan salah satu media pembelajaran saya dalam mengekspresikan segala apa yang aku lihat dan aku dengar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gumam Perempuan Tua, Tetesan Keringat Sisakan Luka

17 Juni 2018   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2018   02:10 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diolah pribadi

Biarkanlah aku diam

Biarkanlah aku menunduk

Walau perih kurasa

Hanya mampu bergumam pada bisunya malam

Riuh gemuruh, mulut mu yang tak pernah terjaga

Sombongmu yang terus kau agungkan

Sepertinya kau tak mampu memiliki rasa

Sepertinya nuranimu mati, hingga hidupmu tak berarti

Diamku bukan berani tak melawan

Diamku karenaku memiliki rasa dan rasa

Diamku adalah emas yang tak mampu kau beli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun