USIA 25 TAHUN TAK PERLU GALAU , MENGALIR SAJA SEPERTI AIR
"Siang untuk bekerja malam untuk beristirahat". Kalimat ini semua orang sudah mafhum . Bisa dijalankan dengan baik bagi orang yang memiliki kemauan kuat namun ada juga yang sulit melaksanakannya dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah memutus rantai kemiskinan keluarga.
Ketika orang lain  pada usia 25 tahun memiliki keinginan untuk berkarir dan bekerja sekeras -- kerasanya, saya  semenjak masih kuliah sudah mendapatkan pekerjaan sebagai koordinator provinsi untuk program pemeringkatan daya Tarik dan daya saing investasi . Program ini diinisiasi oleh salah satu NGO di Indonesia yang berpusat di Jakarta. Tak heran,  di usia di bawah 25 tahun sudah memiliki penghasilan dan pekerjaan yang mencukupi saya dengan baik.
Saat itu saya masih bujangan , masih dengan idealisme yang tinggi dan ambisi kepada pencapaian karir dan keuangan yang besar. Saat itu  saya berpikiran  kalau bisa penghasilan saya dengan mata uang asing  , dollar Amerika bukan rupiah lagi. Tapi jauh dari itu yang paling berharga bukanlah soal mendapatkan uang melainkan seni bagaimana mengelolanya.  Makanya ketika mendapat proyek dan berkenalan dengan NGO  Kerjasama dengan World Bank tersebut  saya mendapati kemauan dan kemampuan manajerial saya dalam bekerja amatlah kurang. Bahkan pemahaman saya mengenai pengelolaan keuangan paska mendapatkan penghasilan juga minim.
Saat iseng berdiskusi dengan rekan kerja asal Jakarta saya ditanyakan berbagai pertanyaan menarik :
1."Kamu pasti memiliki penghasilan besar " Saya jawab iya benar.
2."Kamu pasti memiliki beberapa rekening bank untuk menyimpan uang?" Saya jawab iya juga betul.
3."Kamu pasti memiliki beberapa Kartu ATM di dompetmu atas rekening tabungan yang dimiliki" Saya jawab kok bisa tau, betul sekali.
4."Kamu pasti setiap bulan selalu kehabisan uang dan uang yang kamu simpan di rekening tabunganmu ketarik juga untuk memenuhi kebuthanmu" Betul banget jawab saya.
Semua pertanyaan saya jawab dengan polos dengan "iya benar". Â Pertanyaan ini sebenarnya hanya pancingan saja. Semua anak muda jarang sekali memperlakukan uang dengan baik. Dapat kemudian hamburkan, dapat kemudian berikan kepada keluarga, dapat uang kemudian belanja dan seterusnya. Seolah -olah uang selalu mudah didapatkan dan ini ternyata berlaku umum. Sampai suatu ketika saya berusia 25 tahun.
Usia 25 Tahun Sudah Ngapain?
