Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bapak dan Ibu Mohon Maafkan Anakmu Ini!

9 Mei 2021   09:23 Diperbarui: 9 Mei 2021   09:55 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H, Jaga kesehatan ! Dokpri

Bapak, Emih Assalamualaikum !

Apa kabar  Apa , Emih ?

Beribu maaf menjelang Ramadan kemarin dan Lebaran ini  Abi gak bisa ngunjungin  Apa dan  Emih di kampung,  maklum lagi ada wabah Corona. Tapi keluarga yang lain kabarnya sudah datang berkunjung.

Meski gak datang bantu beberes, rarapih, Abi selalu berdoa buat Bapak dan Emih dengan sangat, semoga  kalian yang saya hormati, saya cintai selalu mendapatkan ketenangan jiwa , mendapatkan kedudukan yang tinggi di mata Gusti Pangeran.

Untuk Apa , maafin Abi ya belum bisa menjadi lelaki, suami yang setegas  dan sehebat Bapak. Abi Masih perlu belajar mengelola emosi, mengelola manajemen hidup agar lebih baik lagi.  Maafin Abi yang belum bisa menjadi anak yang sholeh yang membanggakan Apa.

Untuk Emih,Ibu tercinta yang dengan air matanya mampu meluluhkan hati keras Abi. Yang dengan panggilannya segala kecintaan dunia bakal Abi tinggalkan. Maafin Abi juga ya mi...  yang masih suka lalai kalau sholat, masih suka nunda -- nunda berbuat kebaikan. Maafin Abi kalau  saat Ramadan susah khatam Qurannya.

Apa dan  Emih kalau di dunia kemarin usia kita berjumpa, bersapa, bersilaturtahim di Hari Raya terasa singkat.  Insya Allah di dunia Nya di mana Bapak, Emih, A Ukon, A ujang sama Kiki sudah  berada di sana terlebih dahulu , semoga  kita bisa bertemu secara abadi.
Abi minta maaf sebesar -- besarnya atas segala kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Apa , Emih... sudah dua  Lebaran ini  Abi gak pulang, semoga keluarga besar kita pada sehat selalu. Diberikan nikmat iman , sehat dan nikmat menjalankan kesempatan untuk selalu berbuat baik  saling menyayangi, saling mendukung antar kakak beradik dan saling akur.
Apa dan Emih, rumah besar kita kini terasa hampa, tak  ada yang bisa kami peluk. Tak ada yang bisa kami cium , tak ada lagi  naehat berharga dari kalian. Abi kangen Apa dan Emih, Semoga kita bisa berjumpa lagi di SyurgaNya. Aamiin.

Salam dari Abi, Uli, Kanda , Kayama.
Assalamualaikum Wr. Wb.

NB: *) Untuk Pak Ustad dan kakak -- kakakku , tolong dibantu dibersihkan makam Ayah, Ibu , Adik dan kedua kakak saya. Minta tolong juga dibacakan doa khusus untuk kedua orang tua saya. Semoga amal kebaikan pak ustad dan keluarga diberikan ganjaran berlimpah oleh Allah SWT.

Setiap makhluk bernyawa pasti akan mengalami kematian. Siapapun dia tak peduli pangkat hartabat jabatan semuanya akan hilang. Ramadan yang akan meninggalkan kita, dia datang setiap tahun sesuai sunahNya dan manusia tak memiliki kepastian akan  bisa didatangi oleh Ramadan yang mulia.

Ramdan tiba kepada siapa saja entah kepada sebuah keluarga utuh, kepada seorang lajang , kepada anak yatim piatu, kepada seorang direktur, resepsionis , bahkan kepada para presiden muslim di dunia. Siapa yang tak sedih ditinggal Ramadan maka hatinya telah tertutup. Ramadan tiba harusnya bergembira, Ramadan usai harusnya menitikan air mata. Karena dia pergi dan kita tak tahu apakah akan dikunjunginya kembali. 

Ramadan kali ini sama seperti puluhan tahun yang lalu, Aku tak dapat mendatangi orang tuaku. Mereka lah yang selalu memperhatikanku tapi aku tetap lalai akan dunia yang sementara. Ramadan membuat pikiranku terbuka, menjadikanku sosok yang lebih baik lagi untuk mendapati kebaikan di sebelas bulan berikutnya. 

Ramadan menyadarkanku bahwa aku akan terbaring di kedalaman 2x 1 meter dan terbungkus kafan. Hanya anak - anakku dan amal solehku yang akan menerangi kuburanku yang sempit. Makanya Ramadan ini berbuat baiklah pada orang tua, sanak saudara dan handai taulan, tetangga dan lainnya. Tak ada rugi untuk kebaikan, karena yang rugi sesungguhnya dia mati hatinya. 

Tidak perlu mudik di musim wabah penyakit ini. Doa terbaik untuk keluarga di kampung lebih utama. Mencegah lebih wajib dijalankan daripada mengobati yang menyebabkan sesal nantinya. Alfatihah untuk keluargaku di kampung. 

Semoga bermanfaat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun