Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Program Ayah Mengajar, Solusi Bias Gender dalam Pendidikan Usia Dini?

21 November 2019   12:26 Diperbarui: 21 November 2019   14:24 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papa Kayama berfoto bersama anak anak TK Permata Hati Tangerang | dokpri

dokpri
dokpri
Anak-anak senang dengan permainan, mereka tidak pernah berpikir kalah dan menang apalagi memikirkan kebersihan baju dan celana seragam sekolahnya. Bermain di lapangan tentu ada sentuhan fisik dengan debu dan itu akan menempel di bajunya. Tak jarang istri di rumah sering menanyakan ngapain aja sih di sekolah, baju kok kotor, celana kotor. 

Nah di lapangan inilah semua terjawab. Mereka duduk di lapangan, kemudian berlari dan kembali duduk di depan balok-balok yang disusun. Bagi anak-anak laki-laki tentuya amat senang dan diantaranya kadang bisa sampai bergulingan.

Menyusun balok dari urutan 4 balok, kemudian 3 balok, 2 balok dan terakhir 1 balok menjadi sebuah piramida adalah sesuatu sederhana menurut kita, tapi tidak  bagi mereka.  Setelah dijelaskan, diberikan contoh kemudian dipraktikan maka akan ada kesimpulan berapakah anak yang berhasil menyusun balok tersebut?

Belajar dalam Kelas

Nah, saat si Papa mau mulai ngajar mulai deh gugupnya, akhirnya malah jadi bikin sulap. Hehehe. Saya ambil tisu  kemudian minta salah seorang anak ambilkan tisu tersebut lalu saya sobek sobek dan kemudian saya untel untel di tangan lalu saya buka dan yang keluar adalah uang kertas pecahan dua ribuan. Sontak murid murid teriak woooowwww, kok bisa papa Kayama? 

Itulah yang disebut ice breaking ala ala saya. Lalu mulailah saya mengajar mengenai tamanan hias, bagaimana dan apa fungsinya. Mulai dari daun, batang, hingga bunga saya jelaskan dan terakhir mewarnai gambar bunga dengan pewarna crayon dan pewarna cair dengan media batang pisang yang dipotong kecil kecil untuk menambah cantik tampilan bunga hiasnya. 

Singkat cerita program ayah mengajar ini luar biasa bila bisa diterapkan di sekolah sekolah PAUD lainnya. Saya akhirnya menjadi fokus mengamati anak anak lainnya selain anak sendiri.  Bagaimana mereka bersikap satu sama lainnya, bagaimana mereka menerima arahan gurunya dan bagaimana mereka bahagia hari itu. 

dokpri
dokpri
Dari pengalaman saya ini, diharapkan ada lebih masif lagi untuk gerakan ayah masuk Paud, sehingga anak bisa melihat dan mendapatkan teladan dari ayah, dapat dilakukan dalam bentuk gerakan seperti ayah mendongeng, ayah membaca cerita, ayah mengajak anak berkebun atau menanam pohon, serta ayah mengajak berolahraga akan memberikan kesan tersendiri bagi sang anak. Ah, senangnya saya hari itu dengan segala ketidaktahuannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun