Nah di lapangan inilah semua terjawab. Mereka duduk di lapangan, kemudian berlari dan kembali duduk di depan balok-balok yang disusun. Bagi anak-anak laki-laki tentuya amat senang dan diantaranya kadang bisa sampai bergulingan.
Menyusun balok dari urutan 4 balok, kemudian 3 balok, 2 balok dan terakhir 1 balok menjadi sebuah piramida adalah sesuatu sederhana menurut kita, tapi tidak  bagi mereka.  Setelah dijelaskan, diberikan contoh kemudian dipraktikan maka akan ada kesimpulan berapakah anak yang berhasil menyusun balok tersebut?
Belajar dalam Kelas
Nah, saat si Papa mau mulai ngajar mulai deh gugupnya, akhirnya malah jadi bikin sulap. Hehehe. Saya ambil tisu  kemudian minta salah seorang anak ambilkan tisu tersebut lalu saya sobek sobek dan kemudian saya untel untel di tangan lalu saya buka dan yang keluar adalah uang kertas pecahan dua ribuan. Sontak murid murid teriak woooowwww, kok bisa papa Kayama?Â
Itulah yang disebut ice breaking ala ala saya. Lalu mulailah saya mengajar mengenai tamanan hias, bagaimana dan apa fungsinya. Mulai dari daun, batang, hingga bunga saya jelaskan dan terakhir mewarnai gambar bunga dengan pewarna crayon dan pewarna cair dengan media batang pisang yang dipotong kecil kecil untuk menambah cantik tampilan bunga hiasnya.Â
Singkat cerita program ayah mengajar ini luar biasa bila bisa diterapkan di sekolah sekolah PAUD lainnya. Saya akhirnya menjadi fokus mengamati anak anak lainnya selain anak sendiri. Â Bagaimana mereka bersikap satu sama lainnya, bagaimana mereka menerima arahan gurunya dan bagaimana mereka bahagia hari itu.Â