Sekitar 9 tahun yang lalu, komputer kantor hanya bisa mengakses dua berita, yahoo dan kompas.com. Karena keranjingan berita bola maka kanal bola.kompas.com jadi "makanan sehari hari di kala rehat dari beban kerja. Nah saat lagi asik terbacalah iklan mengenai kopdar pertama Kompasiana di Bentara Budaya Jakarta. Pada waktu itu belum ngeh apa itu Kompasiana dan Saya pikir itu bagian dari Kompas.com yang sering dibaca. Alhamdulillah bertemulah saya dengan pesohor pesohor Kompasiana. salah satu calon Kompasianer yang langsung akrab dengan saya adalah Agus Suratmadja ,Urang Bandung yang bekerja di daerah Gondangdia.
Ya Kopdar atau kopi darat biasa kita gunakan untuk berkumpul dengan teman teman komunitas maya untuk saling kenal dan bertatap muka. Kopdar bisa dilakukan dengan acara yang formal maupun acara informal tergantung dari komunitasnya itu sendiri, agan pernah datang keacara kopdar yang formal ? acara kopi darat yang terorganisir dengan baik beserta acara hiburannya.
lalu apa yang menarik dari bergabungnya saya di Kompasiana?
Pertama kali menulis, ya mungkin sama saja dengan yang lainnya pasti bingung nulis apa, ngetik huruf awalan saja bisa sampai menghabiskan sekian menit. Nah karena saya sering baca kahlil gibran, anand khrisna dan sejenisnya saya pun memulai dengan menuliskan puisi karena lenbih mudah penggalan demi penggalan kata yang menjadi kalimat . Uniknya tulisan puisi ini hanya saya saja yang mengerti artinya. Kalau pembaca sih kira kira hanya bisa menebak nebak saja . Bayangkan Sarjana Ilmu Pemerintahan Cumlaude, dan rata rata ujian mata kuliah politiknya dapat nilai A kemudian memilih bekerja di bidang ekonomi dan kemudian suka membaca buku fiksi dan puisi. Sungguh apa yang menjadi konsern untuk tulisan saya di Kompasiana belum ketemu bahkan hingga kini. Mayoritas tulisan saya ya gado gado, apa aja ada. Apalagi dengan adanya program kopdar dan nangkring yang memang brand nya berbeda beda ya jadilah tulisan saya apa adanya.
beruntung suatu ketika saya ikutan lomba berhadiah voucer hotel senilai 2.500.000 rupiah dan Alhamdulillah terpilih sebagai pemenangnya. Betapa acak acakanya tulisan saya saat menang lomba tersebut. Nah gegara voucer hotel inilah saya bertemu Kompasianawati eh Kompasianer yang kelak kemudian menjadi istri saya . Sampai suatu ketika saya pun tak lagi serius untuk menulis karena sibuk dengan kerjaan dan anak anak lucu di rumah.
Menjelang hari ulang tahun saya pada  09 september 2015, saya pun mendapat teguran dari Istri karena tidak menulis di Kompasiana secara serius. Padahal katanya tulisan saya bagus dan runut. Dipaksalah saya lagi lagi untuk ikutan kopdar, kali ini bertajuk kompasiana visit Pabrik federal Oil, entah ngeh atau tidak saat itu yang jelas, hari itu Hari Rabu dan tak seorangpun yang tahu saya ulang tahun saya ikut saja acara ini.Â
Eh seperti ketimpuk bantal saya dinyatakan menang oleh Kompasiana bersama Kompasianer lainnya @Venusgazer dari Medan @SlametRiyadi @AngTekKhun dari Jogja dan Bang @MarwanSidarta . Sekali lagi gak nyangka bisa menang. Dilalahnya si Mami merasakan apa yang saya rasakan ketika mengetahui pertama kalinya pasangannya menang. Dulu ketika si Mami ini menang ke Korea dari ngeblog Kompasiana saya lah yang pertamakalinya memberikatahukan dia. Sama, dia juga gak percaya apa yang dialaminya dan persis seperti itulah perasaaan saya kala itu. Hehehehe dan hingga kini pasutri kompasianer yang pernah merasakan menang jalan jalan ke luar negeri di dua lomba yang berbeda ya kami berdua. Dasar Jodoh!
Tahun 2016 di Bulan Oktober awal Saya pergi lagi ke Sepang Malasyia lagi untuk kedua kalinya, tapi kali ini bukan untuk menonton MotoGP melainkan Balapan Mobil Formula 1. Saat itu euforia terhadap Rio Hariyanto pun hinggap di dada saya. Beruntungkah saya? Sepertinya begitu. Karena saya merasakan banyak kekurangan dalam tulisan saya di sana sini.
9 TAHUN KOMPASIANA