Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibuku Tak Mengharap Ucapan Hari Ibu

22 Desember 2021   02:45 Diperbarui: 22 Desember 2021   05:09 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibuku Tak Mengharap Ucapan Hari ibu

Ibuku bukan orang romantis. Tak selalu bermuka manis. Ingin rasanya aku dibelai saat menangis. Kalau merajuk maka cubitanmu tak bisa ditangkis.

Ibuku bukan orang akademis. Tak tahu mendidik secara teoritis. Ingin dukunganmu saat merasa pesimis. Kalau sulit kukerjakan senyumanmu malah berubah sinis.

Ibuku bukan pelaku bisnis. Tak bisa bertahan dagangan supaya laris. Ingin kulewati lebih cepat saat krisis. Kalau perlu uang jajan carilah transportasi yang gratis.

Ibuku bukan seorang selebritis. Tak kenal bersolek menyulam alis. Ingin kuperbaiki tampilan lebih modis . Kalau ingin kumiliki alat kosmetik maka tunggulah kalau beranjak gadis.

Ibuku bukan seorang yang puitis. Tak kenal indah kata dalam bait dan baris. Ingin kau ingat tanggal lahirku pertama menangis. Kalau kucerita indahnya kue berhias lilin malah disuruh melihat beras telah tiris.

Semua tak bisa dipungkiri ternyata ibuku bukan seorang yang egois. Sekolah yang utama tidak buta huruf meski tak eksis. Tanpa bersusah payah tetap ekonomis. Tak perlu terkenal karena ikhlas tak perlu simbolis.

Betapa pun rasa syukur tak pernah habis. Saat usia senja tetap agamis. Tak mengharap ucapan hari ibu, tak menunggu buket bunga mawar yang manis. Terimakasih untukmu kemarin, hari ini dan esok  berkah karomahmu masih menyertai hingga menuju garis finis.

Depok, 22 Desember 2021
#HariIbu untuk seluruh ibu. Berharap menjadi ibu yang baik dan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun