Scaffolding adalah istilah yang digunakan para pakar pendidikan untuk menggambarkan cara memecah konsep untuk siswa sehingga mereka dapat mencapai tujuan atau tingkat yang diinginkan. Ini seperti membangun tingkatan untuk membantu siswa membangun pengetahuan dan pemahaman mereka sampai mereka mencapai apa yang mereka butuhkan untuk mencapainya.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran, yaitu:Â
1. Gunakan Alat Bantu Visual
Beberapa gambar, grafik, semuanya dapat berfungsi sebagai alat pendukung dalam scaffolding. Alat-alat pendukung ini sangat spesifik karena mereka membantu anak-anak secara visual mewakili ide-ide mereka, mengatur informasi, dan memahami konsep-konsep seperti pengurutan dan sebab-akibat, juga dapat membantu memandu dan membentuk pemikiran siswa.Â
2. Berhenti Sejenak, Tanyakan Pertanyaan, Berhenti Sejenak, Penjelasan
Ini adalah strategi yang bagus untuk memeriksa pemahaman sementara siswa. Misalnya dalam membaca teks yang sulit atau mempelajari konsep atau konten baru.Â
Caranya adalah:
a. Ide baru dari diskusi atau bacaan dibagikan.
b. Kemudian Anda berhenti sejenak (memberikan waktu berpikir), dan kemudian mengajukan pertanyaan strategis, berhenti lagi. Anda perlu mendesain pertanyaan sebelumnya, memastikan pertanyaan tersebut spesifik, membimbing, dan terbuka (Berikan waktu berpikir untuk tanggapan).Â
c.Pertahankan anak-anak terlibat sebagai pendengar aktif dengan memanggil seorang siswa untuk memberikan inti dari apa yang baru saja dibahas/ditemukan/ditanyakan. Jika kelas tampaknya terjebak pada pertanyaan, berikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi berpasangan.
Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan saat merencanakan scaffolding adalah benar-benar memikirkan tentang keterampilan atau tugas yang lebih kecil dan lebih sederhana yang harus dapat dilakukan oleh siswa untuk mencapai sesuatu.