Mohon tunggu...
Yustrini
Yustrini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rainy

4 Januari 2020   10:08 Diperbarui: 4 Januari 2020   10:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.com

Kulihat Rainy menangis di tepi jalan di tengah kerumunan banyak orang. Mereka juga mengerubungi mobilku. Awas, aku ketuk-ketuk jendela mobilku. Aku mau keluar menemui adikku. Dia sedang ketakutan. Oh, itu aku lihat bukunya jatuh di dekat motornya. Rainy, inikah bukunya? Judulnya bagus, Rainy cerita tentang rumah dan penghuninya. Tapi hei, kenapa kamu malah menangis tambah keras. Aku di sini. 

"Kak Rain... Bangun kak Rain!" serunya di antara isak tangis sementara ia memeluk seorang pemuda yang terkapar. 

"Rainy, kakak di sini!" seruku keras-keras namun Rainy tetap pada posisinya dan tak seorangpun peduli padaku.

 Aku berlari berbalik arah kembali ke rumah mencari ayah. 

Ah, itu dia. Ayah! Rainy butuh bantuan dia sedang sedih. Ayah, cepatlah! Namun ayah diam saja, hanya berdiri sambil menangis di balik jendela rumah menatap kosong keluar memperhatikan hujan yang terus turun dari langit seakan mau menenggelamkan seluruh dunia. 

* * * *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun