Mohon tunggu...
Yustrini
Yustrini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rainy

4 Januari 2020   10:08 Diperbarui: 4 Januari 2020   10:09 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.com

 Di luar hanya terlihat hijau tanaman yang basah. Pohon jambu, mangga dan bunga-bunga anggrek bulan yang kini kurang terawat. Sejak ibu tidak ada, semua tanaman di rumah ini terbengkalai. 

Rainy menghela napas, "harusnya aku berterimakasih pada hujan ini ya Kak?" 

"Bukan pada hujan melainkan pada Penciptanya. Bersyukurlah masih ada hujan, Rain." 

"Kakak yang bernama Rain. Aku Rainy, apa ibu begitu menyukai hujan sampai-sampai menamai kedua anaknya Rain, yang artinya hujan dan Rainy, banyak hujan." 

* * * 

Minggu berikutnya, Rainy mulai menyelesaikan tulisannya. Ayah banyak menceritakan soal ibu. Aku baru tahu kalau ternyata kami generasi ke empat yang tinggal di rumah ini dari ayah. 

"Ibu, nenek, dan nenek buyut sangat menyukai hujan. Mereka yang membuat kebun di halaman rumah ini menjadi cantik terawat," ayah bercerita saat kami makan malam. 

"Apa ayah sempat mengenal ibunya ibu?" tanya Rainy. 

Ayah menggeleng, "sayangnya tidak. Nenekmu sudah meninggal sepuluh tahun sebelum ayah mengenal ibu. Saat itu ibu tinggal berdua dengan kakek." 

"Anak kakek yang lain ke mana?" tanya Rainy lagi sambil mencedok kuah sup. Sementara aku yang sudah selesai makan mulai membereskan piring.

 "Ibu hanya memiliki saudara perempuan yang meninggal waktu ia masih berumur belasan tahun. Entah mengapa ia mengalami kecelakaan aneh ketika hujan sama seperti..." Ayah tak meneruskan ceritanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun