Mohon tunggu...
Yustrini
Yustrini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis juga di www.catatanyustrini.com

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Aladin, Putri Jasmine, dan Kekuasaan

12 April 2020   11:42 Diperbarui: 28 Juni 2020   17:32 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2019 Disney kembali membuat film fantasi musikal dengan mengambil cerita dari dongeng 1001 Malam dan mengulang film animasi Aladin yang pernah meraup kesuksesan di era 90-an.

Tentu cerita Aladin, putri Jasmine, jin dan lampu ajaib sudah tidak terlalu asing buat kita karena kerap diceritakan dalam dongeng dan film seri kartunnya.

Mengambil latar belakang Agrabah, suatu negeri di Arab hiduplah seorang sultan bersama Putri Jasmine. Suatu hari sang putri yang sedang menyamar jadi rakyat biasa kedapatan mencuri roti untuk memberi makan anak-anak yang kelaparan. Sayang, aksi itu ketahuan dan Aladin ditemani monyet kecilnya menyelamatkan sang putri. Itulah awal pertemuan Aladin dengan Putri Jasmine. 

Istana Agrabah sedang mengalami masa krisis sebab ayah Jasmine semakin tua dan belum ada yang bisa menggantikan kedudukannya. Sebenarnya sang putri telah menyiapkan diri untuk menggantikan ayahnya tapi secara tradisi hanya pria yang dapat menjadi sultan. 

Sementara itu, Jafar orang yang paling berambisi menjadi sultan malah membawa Aladin menuju sebuah tempat untuk mengambil lampu ajaib. 

Perjalanan Aladin mengambil lampu berhasil tapi Jafar mengkhianatinya dan membiarkannya terperangkap dalam gua. Di momen inilah, Aladin bertemu dengan karpet ajaib dan jin. 

Kisah petualangan Aladin menjadi makin menarik ketika permintaan pertamanya dikabulkan menjadi seorang pangeran dan menemui Putri Jasmine, aneka kelucuan pun terjadi. 

Kekuasaan dan kekayaan merupakan dua hal yang sangat memikat hati manusia. Tetapi sebanyak apa pun kekuasaan yang dimiliki, semakin banyak kita tidak merasa memiliki. 

Hubungan antara jin dan Aladin tidak lagi disebut antara tuan dan hamba melainkan teman. Meski hanya tiga kali permintaan, Aladin tidak meminta untuk dirinya sendiri. Di akhir film, sebagai permintaan ketiga sekaligus terakhirnya ia mengejutkan semua orang. Tetapi hal itu malah membuat persahabatan mereka makin erat. 

Tak melulu soal Aladin, film bergenre musikal ini juga mengangkat tentang peran wanita yang acap kali disepelekan. Kurang didengar dan dianggap kurang mampu untuk jadi seorang pemimpin. Peran Puteri Jasmine digambarkan cerdas, gigih dan kuat ini dinilai lebih mengangkat citra perempuan dan bukan sekedar sebagai pemanis di dalam film. 

Kenyamanan menjadi seorang pangeran dan kedekatan dengan Putri Jasmine membuat Aladin enggan menepati janjinya pada Jin. Aladin tidak mau melepas apa yang sudah dimilikinya sekarang meski itu adalah sebuah kebohongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun