Mohon tunggu...
Andretti Yuriantama
Andretti Yuriantama Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Kecerdasan diatas rada rada

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Matematika Bukan Hanya tentang Angka, tapi Juga Kesepakatan Bersama(?)

9 Desember 2018   13:19 Diperbarui: 1 Mei 2019   16:21 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut wikipedia "Matematika (dari bahasa Yunani: μαθημα - mathēma, "pengetahuan, pemikiran, pembelajaran") adalah ilmu yang mempelajari hal-hal seperti besaran, struktur, ruang, dan perubahan", dari definisi tersebut bisa dikatakan kalau matematika itu luas bahkan mencakup logika, topografi ,dsb .  

Sedangkan definisi matematika menurut banyak orang adalah berhitung, angka dan mengerjakan soal-soal, Pernyataan itu benar jika kita disandingkan pada persoalan-persoalan teoritis di bangku akademisi, tetapi disini saya mencoba melihat dari sudut pandang  yang berbeda. 

Sudut pandang dimana orang tidak hanya berfikir tentang trigonometri, aritmatika, algoritma dsb tetapi tentang matematika dalam kehidupan sosial .   Karena dalam kondisi bermasyarakat dan khalayak umum matematika itu bukan saja mengajarkan hafalan teori dan perhitungan tapi lebih kepada  kesepakatan bersama.

Sewaktu masih sekolah (kesannya saya tua banget) , konsep matematika yang diajarkan adalah dengan metode tau rumus dari buku ditambah latihan soal terus menerus, lalu menganggap kita pasti bisa.  Jadi konsep yang tertanam bahwa matematika itu bisa ngerjain soal dapet nilai yang lumayan (yang penting gak remidi) kemudian bisa naik kelas dan lulus ujian.  

Faktanya, matematika yang diajarkan guru tidak semuanya bisa digunakan karena ada variabel variabel tambahan tertentu yang sering muncul di kehidupan nyata sebagai contoh: ketika saya mau mengambil laundryan, kemudian melihat nota total berat pakaian saya adalah 4,2kg. Sedangkan harga per kg nya adalah Rp.6000.

Kalau dikalkulasikan saya seharusnya membayar sebesar Rp 25.200 tetapi saat saya mau membayar sang pemilik tempat laundry tersebut hanya menyuruh saya membayar sebesar Rp25.000, lalu bagaimanakah yang 200?? yang 200 itu sendiri masuk ke dalam variabel tambahan yang dinamakan "variabel kompromi" antara pembeli dan penjual. Terdapat variabel tak terduga oleh matematika itu sendiri. 

Contoh lain ketika anda masuk dalam sebuah ruangan angker  sendiri dan merasa ketakutan akan suatu hal, maka persamaannya 1 orang = 1 ketakutan tetapi ketika anda ketakutan kemudian datang teman anda yang juga ketakutan apakah ketakutannya menjadi 2? Tentu tidak, justru nilainya menjadi 1/2 ketakutan. 

"Karena Matematika bukan ilmu pasti, Matematika itu adalah Bagaimana kita mengamankan kepastian"

Lain dalam hal dunia perlaundryan dan dunia mistis, lain lagi matematika dalam dunia politik. Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 2-12-2018 terdapat sebuah acara di Jakarta  di Monumen Nasional yaitu acara bertajuk "Reuni 212". 

Dari acara tersebut kembali menimbulkan perdebatan matematis  mengenai berapa banyak orang yang hadir, salah satu kubu mengatakan jumlah yang datang mencapai 8 juta, kemudian kubu lain mengatakan 500 ribu, dan kabid humas polda metro jaya menyebutkan jumlahnya hanya mencapai 100 ribu orang. 

Lalu bagaimanakah perhitungannya menurut pendapat yang mengatakan bahwa  jumlah peserta 500.000?? kita jabarkan perhitungannya  dengan menghitung luas area tugu tani, monas, hingga jalan thamrin adalah 205.800 meter persegi (angka estimasi), "jika dalam satu meter persegi cukup untuk empat orang maka dengan luasan tersebut cukup untuk 832.200 orang , namun pada reuni 212 dilakukan sholat shubuh berjamaah, sehingga menggunakan hitungan luas 1 x 0,5 meterpersegi atau luas sajadah rata-rata orang indonesia, maka area 205.800 hanya mampu menampung 411.600 orang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun