Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bos Jempolan Itu Ada di Lantai-5, Kenali Penampakannya!

13 Juli 2021   02:20 Diperbarui: 17 Juli 2021   04:30 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ruangan bos di kantor. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Sekarang tidak zamannya lagi pemimpin itu tampil bak pahlawan, jaim alias jaga image, tampil selalu garang, tidak boleh sembarang ngomong, apalagi berjumpa karyawan harus diatur buat janji, berada dalam ruang tertutup nan kedap suara. 

Bila pemimpin seperti ini, dipastikan suasana kerja berada dalam ketegangan yang tidak produktif, karyawan sangat takut berbuat salah dan akan mematikan kreatifitas yang pada akhirnya merugikan perusahaan.

Dunia sudah berubah, industri dan dunia usaha tidak lagi mengandalkan hanya pada seorang pemimpin, tetapi kekuatan serta kehebatan dan keberhasilan perusahaan sesungguhnya ada di pundak semua karyawan. 

Sehebat dan secanggih apapun sumber daya lain yang dimiliki, tanpa karyawan yang sepenuh hati bekerja maka yang lain akan menjadi mubasir.

Perubahan yang sedang terjadi dan akan terus terjadi, menyebabkan goncangan, gangguan serta turbulensi yang mendorong seituasi kompleks dan tidak mudah diprediksi untuk jangka panjang. 

Dan karenanya, seorang pemimpin harus menjadi fasilitator agar sumber daya manusia yang ada mampu berkolaborasi dan bersinergi secara optimal dan terus menerus untuk melakukan adaptasi operasi perusahaan. 

Bila tidak demikian, sangat mungkin perusahaan berhadapan dengan kesulitan bahkan bisa saja gulung tikar karena kalah bersaing.

Pemimpin harus mengubah paradigmanya, dari old paradigm ke new paradigma. Seperti yang di kemukakan oleh Guru Besar Ilmu Kepemimpinan, Richard L. Daft dalam buku teks internasionalnya berjudul The Leadership Experience (2018), paradigma lama ke paradigma baru, berturut-turut : dari stabilizer ke chnage manager, dari controller menjadi facilitator, dari competitor menjadi collaborator, dari diversity avoider menjadi diversity promoter, dan dari hero menjadi humble.

Bila ingin sukses dalam mengelola perusahaan, tidak ada jalan lain selain mengubah paradigma, sebab itu yang dibutuhkan dan tuntutan perubahan yang sedang terjadi. 

Dampak revolusi industri 4.0, dengan disrupsi inovasi teknologi dengan dominasi robot (robotisme) dalam hampir semua wilayah kegiatan bisnis dan ekonomi.

Sesungguhnya, hanya pemimpin yang mampu menerapkan new paradigm lah yang mampu menjaga keberlangsungan hidup semua orang dalam perusahaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun