Kekuatan versus Kelemahan
Anda sudah belajar, bekerja dan terus menerus memperbaiki dan meningkatkan kapasitas Anda, baik sebagai karyawan maupun sebagai pemimpin, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Pun Anda terus belajar dan berlatih namun selalu saja ada yang lebih unggul dari Anda.
Sangat mungkin Anda terjebak dalam dikhotomi analisa SWOT, khususnya antara S dan W atau kekuatan dan kelemahan Anda.Â
Mindset yang keliru memandang dan mengelola antara kekuatan dan kelemahan. Memisahkan secara tegas antara kedua komponen ini dan mengelola satu persatu.
Padahal sesungguhnya antara kekuatan dan kelemahan tidak bisa dipisahkan, bagaikan satu koin mata uang dengan dua sisi dan tidak terpisahkan.Â
Oleh karenanya, cara mengelolanya menyatu keduanya. Artinya pada saat satu sisi terselesaikan, maka sisi lainnya otomatis teratasi juga. Hanya saja pertanyaannya, Anda mulai dari sisi yang mana?
Harusnya, Anda harus fokus pada strength factors yang dimiliki dan lupakan saja aspek kelemahan Anda. Sebab ketika area kekuatan yang dimiliki dikelola secara benar dan tepat maka weakness areanya akan terselesaikan.Â
Banyak pemimpin dan karyawan terlalu fokus pada teritori kelemahan sehingga faktor kekuatan menjadi terabaikan, atau tidak maksimal eksplorasi yang dilakukan.
Inti Faktor Kekuatan
Mengenali kekuatan yang dimiliki menjadi dasar agar bisa dikelola secara maksimal untuk mencapai kualitas unggul dalam memimpin organisasi maupun memimpin diri sendiri dari waktu ke waktu, sehingga hidup akan menjadi meaningful dalam memberikan kontribusi bagi kebaikan yang dibutuhkan.
Sesungguhnya, faktor kekuatan itu akan muncul sebagai bakat alami yang menjadi bawaan seseorang dan akan didukung, diperkuat dan dikembangkan dengan adanya pengetahuan dan keterampilan. Artinya, bakat saja tidak cukup, tetapi harus digali dengan pengetahuan dan dilatih dengan skill tertentu.