Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Follow The Leader, Tetapi Leader-nya yang Mana?

5 Juli 2021   16:05 Diperbarui: 6 Juli 2021   08:57 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Good Leader | Sumber : https://warrenaverett.com/

  • Leadership is not about titles, positions or flowcharts. It is about one life influencing another. John C. Maxwell.
  • A title doesn't make you a leader. It's your impact and influence. Brigette Hyacinth

Ungkapan diatas memberikan insight yang sangat mendasar tentang kunci keberhasilan seorang pemimpin, yang artinya kurang lebih adalah "kepemimpinan bukan tentang gelar, posisi atau diagram alur. Ini tentang satu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lainnya. Sebuah gelar tidak membuat Anda menjadi seorang pemimpin. Ini dampak dan pengaruh Anda"

Ini tentang seorang leader atau seorang pemimpin, yang di dalam kenyataan tidak selalu seindah ungkapan dan enaknya posisi seorang leader dengan segala fasilitas dan kemewahan serta akses tanpa batas yang dimiliki. Sebab dalam praktek, bisa jadi kisahnya beda, ketika seseorang pemimpin tidak benar-benar hadir memimpin, karena ada "oknum" lain yang sesungguhnya menjadi pemimpin ril atau real leader.

Ini menjadi menarik, karena ungkapan follow the leader, mengikuti semuanya dari pemimpin, tetapi ketika pemimpin tidak mampu memimpin, maka pengikutnya akan menjadi kebingunan adanya. Ikuti leader, tetapi leader-nya yang mana? 

John C Maxwell dalam bukunya  Laws  Of Leadership (2001) mengemukkan 21 Hukum Kepemimpinan Sejati yang sangat efektif  untuk mewujudkan suksesnya tujuan organisasi.

Pada Hukum kedua Maxwell menyebutkan "Hukum Pengaruh", yang menegaskan bahawa sesungguhnya kepemimpinan itu adalah mengelola pengaruh kepada orang lain agar mereka mengikuti apa yang diinginkan oleh si pemimpin. Artinya, efektifitas bahkan berhasil atau gagalnya seorang pemimpin diukur dari si pengikuti melakukan apa yang diinginkan oleh pemmpin.

Situasi ini menjaskan pula bahwa dalam praktek, secara formal organisasi, bisa saja seseorang sebagai Leader (CEO, Manajer, Direktur, atau nama-nama lainnya) tetapi di dalam praktek pengikut tidak melakukan yang diinginkan pemimpin. 

Lalu, pertanyaannya, siapa yang diikuti oleh karyawan atau pengikutnya? Ketika organisasi tetap berjalan, maka sesungguhnya disana ada "seseorang" yang menjadi real leader yang diikuti dan dipedomani oleh karyawan dalam organisasi. Tokoh ini tidak selalu muncul secara nyata, bahkan cenderung menjadi "tokoh siluman" untuk menjaga lancarnya kegiatan operasi organisasi atau perusahaan.

Beigette mencatat 5 point kunci agar seorang pemimpin mampu dan sukses  mengelola pengaruh terhadap followernya :

1. Integritas dan Orisilitas. 

Ketika Anda jujur kepada setiap teman, Anda akan memiliki power tanpa batas meskipun sifat ini terkadang tidak disukai oleh manajemen puncak. Memiliki ruang yang sangat longgar buat kohesifness tim yang dimiliki dan inilah sesungguhnya yang orijinal, sebab pemimpin tanpa originalitas sama saja bohong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun