Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kenali 8 Ketakutan Bos Ketika Karyawannya WFH

24 Juni 2021   18:02 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:04 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karyawan saat kerja dari rumah| Sumber: Shutterstock/AsianDelight via Kompas.com

Menarik dicermati kedelapan ketakutan seorang Bos, karena sesungguhnya menjadi cerminan dan konfirmasi tentang gaya kerja WFO yang selama ini dijalani. 

Harus dimengerti bahwa ada perbedaan budaya kerja, budaya kantor dan budaya perusahaan ketika WFO dengan WFH. Bos akan merasa lebih pasti segala sesuatu ketika aktifitas dan operasional seluruh karyawannya dikendalikan secara fisik dan langsung, karena ada interaksi fisik secara langsung.

Ketakutan WFH bahwa karyawannya tidak benar-benar bekerja, atau sedang bersantai bahkan liburan  di sebuah pulau atau pintai misalnya, menjadi kecurigaan si Bos yang sangat wajar. 

Apalagi bila  kinerja si pegawai tidak sesuai harapan si Bos dan sulit atau tidak lancar berkomunikasi saat dibutuhkan. Terlepas dari alasan-alasan teknis, misalnya kesulitan jaringan, kehabisan kuota atau yang lain.

Kecurigaan, lalu kekhawatiran dan akhirnya ketakutan akan terus menghantui si Bos menyangkut hal-hal kunci dan penting dalam perusahaan yang harus dilakukan si karyawan. Katakatan itulah semacam keamanan data dan informasi perusahaan yang bisa saja diperjualbelikan kepada pihak, pihak kompetitor misalnya. Ini menjadi masalah besar bagi si bos.

Apalagi kalau memastikan pelayanan kepada pelanggan oleh karyawan yang sangat mungkin akan terabaikan. Bisa saja pelanggan akan lari ke perusahaan pesaing karena merasa tidak terlayani secara baik dan prima oleh si karyawan. 

Sebab, mindset pelanggan tentang kepercayaan pada sebuah perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan portofolio yang dimiliki perusahaan seperti kantor yang repesesntasif atau pelayanan yang prima dari karyawan.

Semua ketakutan si Bos tidak boleh diabaikan, tetapi harus dikelola secara tuntas sehingga perusahaan tidak berat dalam kondisi ketidakpastian yang terus menerus.

Perubahan gaya manajemen, leadership style, corporate culture, dan sejumlah implementasi sistem manajemen termasuk performance management dan performance apprasisal system harus dilakukan perubahan yang mendasar sesuai perubahan yang ada. 

Kalau tidak, maka ketakutan si Bos yang terus menerus tidak menjadi baik dan produktif bagi jalannya perusahaan kedepan.

Ketakutan si Karyawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun