Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa yang Mengancam Mensos Risma?

5 Juni 2021   02:52 Diperbarui: 5 Juni 2021   03:55 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/03/18383201/kepada-dpr-risma-mengaku-ditekan-usai-ungkap-21-juta-data-ganda-bansos?page=2

Gebrakan Menteri Sosial Tri Rismaharini terus saja bergulir, langkah-langkah besarnya untuk membenahi dan meluruskan pengelolaan Bantuan Sosial  di Kementerian yang dipimpinnya membuat tidak nyaman para "pemain" yang menyelewengkan dan mengkorupsi habis-habisan jatah dana untuk rakyat "miskin" di negeri ini.

Kali ini, Risma membongkar data ganda penerima bansos selama ini. Tidak main-main bahkan sungguh sangat besar jumlahnya yang mencapai 21 juta data double yang selama ini digunakan untuk menyalurkan bantuan-bantuan dana sosial. 

Anda bisa hitung sendiri berapa jumlah dana yang dikeluarkan untuk data ganda tersebut. Umpamakan saja, dana bansos itu sebesar Rp. 300.000 per keluarga (artinya oer data), maka jumlah dana yang dikeluarkan bagi data ganda itu adalah 21.000.000 x Rp. 300.000 untuk sebulan. Bagaimana kalau 12 bulan bulan? 

https://money.kompas.com/read/2020/05/04/160945526/penyaluran-bansos-covid-19-perlu-diawasi-mengapa?page=all
https://money.kompas.com/read/2020/05/04/160945526/penyaluran-bansos-covid-19-perlu-diawasi-mengapa?page=all
Apabila data ganda ini benar, dan telah dijadikan dasar untuk menyalurkan dana bantuan sosial setiap bulan, paling tidak selama masa pandemi covid-19, maka pertanyaannya adalah "kemana perginya dana itu?".  Apakah angka ini yang dimaksudkan oleh Novel Baswedan beberapa waktu yang lalu bahwa "nilai korupsi bansos Covid-19 itu mencapai Rp. 100 triliun?". 

Seperti diketahui, Novel Baswedan sebelumnya mengungkapkan bahwa nilai korupsi bansos Covid-19 di berbagai daerah, tidak hanya di area Jabodetabek, mampu mencapai angka Rp100 triliun. Namun, Novel masih belum dapat memastikan hal tersebut dan perlu meneliti kasus ini lebih lanjut.

Mensos Risma memang memiliki nyali besar untuk memboongkar kasus ini, bahkan tidak hanya membongkarnya tetapi juga menghapusnya, seperti yang disampaikan pada saat rapat di DPR pada Kamis 3 Juni 2021 yang lalu. Kendati menerima "ancaman" tetapi nampaknya Risma tidak gentar, apalagi takut, melaporkan kepada sang bos Presiden  Jokowi.

Mensos Risma mengungkap ada yang menekan dalam kaitan 21 juta data ganda penerima bansos. Meski ada yang menekan, Risma mengaku pada akhirnya tetap mengeluarkan adanya temuan 21 juta data ganda penerima bansos tersebut. "Saya mungkin bisa jelaskan. Terus terang, Pak, data ini banyak sekali tekanan. Saya harus jelaskan, saya harus jelaskan," kata Risma dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR.

Siapa yang Mengancam Risma?

Menarik untuk mencermati, siapa sesungguhnya "oknum" yang menekan dan mengancam Mensos Risma terkait dengan 21 juta dana ganda yang dibongkar dan dihapus oleh Mensos yang sangat jujur ini?

Mantan Mensos Juliari Batubara yang terkena OTT KPK karena korupsi bansos menjadi contoh sederhana mengenali siapa saja yang bermain-main dengan data ganda penerima bansos ini. Sangat mungkin ada sejumlah "oknum" semacam Juliari Batubara lainnya yang sangat terganggu karena kehilangan "jatah" dari data "siluman" penerima bansos yang sudah dihapus oleh Risma.

Walaupun sudah ditanyakan oleh Yandri dalam rapat bersama dengan DPR dalam rapat kerja bersama Risma, "Siapa yang ngancam Mensos". tetapi Risma tidak menjelaskan karena baginya tidak mau menunuk pribadi seseorang kecuali hendak membereskan semua persoalan data ganda di kementeriannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun