Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tes Kebohongan Semakin Penting dalam Seleksi Karyawan

17 Mei 2021   16:46 Diperbarui: 18 Mei 2021   12:05 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi deteksi kebohongan. Sumber: freepik.com

"Sebuah survei menemukan bahwa 23% dari 7.000 resume eksekutif berisi informasi yang berlebihan atau salah"~ Dessler (2020)

I. Resume Calon Bohong

Harus diakui bahwa pencari kerja semakin canggih dalam mendapatkan sebuah job, dengan penampilan yang super keren dan meyakinkan, baik kemasan CV atau portofolio maupun penguasaan diri saat wawancara terjadi. Apabila si pewawancara dan penilai tidak super hati-hati, bisa saja merekrut orang yang memiliki latar belakang yang membahayakan perusahaan setelah mereka diterima.

Hasil survei yang dikutip di atas hanya sebuah indikasi serius, bahwa resume portofolio para calon eksekutif tidak sesuai bahkan salah sekitar 1.610 orang dari 7.000 calon yang melamar.

https://www.resume-now.com/job-resources/interviews/job-interview-help-how-to-make-a-job-interview-go-really-well
https://www.resume-now.com/job-resources/interviews/job-interview-help-how-to-make-a-job-interview-go-really-well
Menjadi penting dan mendesak untuk memiliki beragam metode untuk menyaring dan memilih calon pegawai yang dibutuhkan, baik karena memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, tetapi juga bebas dari latar belakang yang "kelam dan hitam". Sehingga dibutuhkan alat tes kejujuran dan kebohongan yang tepat.

II. Kecocokan Pekerjaan dan Perusahaan

Resume dari calon pegawai menjadi pintu awal memulai penyaringan sebelum manajer beralih untuk memilih kandidat terbaik untuk pekerjaan yang dibutuhkan. Berarti menggunakan alat skrining seperti tes, pusat penilaian, wawancara, dan pemeriksaan latar belakang serta referensi. Apabila jumlah pelamar banyak melebihi  kuota yang dibutuhkan, maka perlu disaring lebih awal berdasarkan surat lamaran yang sudah diterima.

Pada dasarnya, tujuan memilih calon pegawai adalah untuk mencapai kecocokan "orang dengan pekerjaan". Berarti mencocokkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kompetensi lain atau lebih dikenal dengan Knowledge, Skill, Ability, Aptitute dan Karakteristik lainnya (KSAOs) yang diperlukan melakukan pekerjaan, berdasarkan analisis pekerjaan, dengan kondisi si pelamar. 

Matching atau kecocokan yang dimaksud adalah kecocokan pekerjaan dan kecocokan perusahaan. Artinya, bisa saja seorang kandidat mungkin "benar" dan cocok untuk suatu pekerjaan, tetapi "salah" atau "tidak cocok" untuk organisasi. Misalnya, seorang pilot maskapai yang berpengalaman mungkin unggul di American Airlines tetapi mungkin tidak di Southwest Airlines, di mana nilai-nilai organisasi mengharuskan semua karyawan membantu, bahkan dalam menangani bagasi penumpang. Oleh karena itu, meskipun kecocokan orang-pekerjaan biasanya menjadi pertimbangan utama, tetapi tidak boleh diabaikan tentang kecocokan orang-organisasi juga penting.

III. Ada 3 Alasan Kunci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun