Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana, Sebuah Negara Demokratis Tanpa Presiden

22 Oktober 2020   00:16 Diperbarui: 22 Oktober 2020   00:28 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar A-Z Kompasiana|Pribadi

Bagi saya kompasiana itu bagaikan sebuah negara yang paling demokratis tapi tanpa presiden dan bahkan juga tanpa pemimpin. Jadi benar-benar demokratis, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Tidak ada yang memaksa dan tidak ada yang merasa terpaksa. Tetapi semua rakyatnya terus saja menulis,membaca, menulis dan membaca. Dan lihat semua warganya senang, gembira dan damai sejahtera.

Kompasiana terbuka bagi siapa saja untuk menjadi warganya dengan persyaratan yang sangat ringan tanpa pungutan apapun. Apalagi yang namanya ketebeleje, jauhlah dari urusan demikian.  

Sejauh semua informasi yang dibutuhkan sudah lengkap maka terverifikasi dan sah menjadi warga negara kompasiana.

Menarik, ketika sah menjadi warganya, semua fasilitas tersedia dengan melimpah boleh dipakai. Lagi-lagi tanpa biaya dan pungutan apapun. Kecuali kalau mau menjadi premium, ada iuran bulanan hehe.... tapi kecilah ketimbang kemanfataannya yang luar biasa.

Kompasiaana sebuah negeri demokratis, karena dengan persyaratan minimal setiap warganya bebas menayangkan opini originalnya dalam bentuk artikel, gambar, vidio dan sebagainya. Disinilah sesungguhnya wilayah mengapa kompasianer nan warga kompasiana ibarat menemukan lahan untuk dicangkul terus menerus dan tidak pernah habis.

Dua tahun pertama saya aktif di kompasiana dan mampu mnulis artikel rata-rata satu hari satu artikel. One day one article dan berhasil. Sebuah cara untuk melatih dan membuktikan diri bahwa keberhasilan itu dapat diraih dengan latihan tiada lelah dan putus asa maka menjadi sebuah mindset dan habits yang sangat berguna untuk pengemngan diri sendiri.

Kompasiana sebagai sebuah negara demokratis memiliki sistem yang menarik sealigus menantang bagi setiap warganya untuk mencapainya, dengan adanya level atau jenjang capaian. Mulai dari debutan, junior, taruna, penjelajah hingga di level tertinggi yaitu maestro. Menarik dan menantang karena level ini harus dilalui dari bawah. Ketika pindah level akan ada sukacita yang luar biasa.

Tetapi, sesungguhnya pembelajaran yang sangat maha dibalik jenjang ini adaah kualifikasi dan kompetensi dalam menulis. Anggota yang sudah berada pada level penjelajah diyakini kualifikasi mereka tidak perlu diragukan lagi. Maksud saya, umumnya tuisan mereka originalitasnya dijamin. Mengapa, karena sudah sangat terlatih membahasakan pikiran mereka dalam rangkaian tulisan yang khas diri sendiri.

Selamat ulang tahun ke 12 buat kompasiana, negara demokratis tanpa presiden dan pemimpin. Tetapi wargamu terus saja bekerja 24 jam non stop. Menulis dan menulis dan merasa puas dengan setiap tulisan yang dihasilkan. Mereka menulis dan menulis tanpa diperintah, tetapi mampu memproduksi artikel ratusa setiap hari dan puluhan ribu setiap bulan. 

Kompasiana selamat berulang tahun yang, karena wargamu akan terus bertambah hari demi hari. Mereka terus bersuara melalui rangkaian huruf demi huruf, kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Dan dipastikan akan menjadi legasi yan tidak akan hilang kendati wargamu sudah passing away.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun