Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Setuju Usul JK, Pilkada Serentak Ditunda ke Juni 2021

21 September 2020   20:39 Diperbarui: 22 September 2020   07:36 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jusuf Kalla (dokumentasi PMI via Kompas.com)

Artinya akan melibatkan jumlah massa, rakyat yang akan terlibat dalam pesta demokrasi ini. Sehingga bila tidak diantisipasi, maka kekuatiran seorang Jusuf Kalla sangat mungkin akan menjadi kenyataan setelah Pilkada serentak diadakan. 

Mengikuti pemberitaan dari pihak penyelenggara Pilkada serentak ini, diperkirakan akan melibatkan sekitar 109,5 juta pemilih, atau tepatnya 109.569.111 rakyat akan datang ke sekitar 137.220 TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. 

Belum lagi tenaga keamanan, anggota keluarga lain tidak memilih akan menjadi bagian kunci dalam interaksi masyarakat dalam pesta demokrasi yang diadakan sekali lima tahun untuk setiap daerah pemilihan itu.

Di sinilah ruang kritisnya, yang sangat dikuatirkan oleh masyarakat. Dengan pertanyaan, seberapa mampu masyarakat taat dalam melaksanakan protokol kesehatan atau PSBB yang sudah diatur oleh pemerintah?

Jangan saat Pilkada nanti. Lihat saja sekarang ini ketika belum Pilkada, masyarakat sangat tidak taat dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Bahkan setelah pemerintah melonggarkan kegiatan ekonomi sejak akhir Juli dan masuk Agustus 2020, hasilnya lonjakan pertambahan kasus positif Covid-19.

Dua hari terakhir ini, angka pertambahan menembus 4000-an, dan seperti pola sebelumnya, akan terus merambat naik dan naik terus. Seakan-akan upaya yang dilakukan oleh petugas sia-sia belaka. Di mana-mana bermunculan klaster-klaster baru. Jakarta sendiri kembali ke PSBB setelah melonggarkan sedikit beberapa bulan sebelumnya.

Tanggal 19 September 2020 menjadi tertinggi pertambahan kasus positif covid-19 di angka 4168 kasus dan mendorong peningkatan total jumlah terinfeksi oleh virus corona ini di angka 248.852 pada hari Senin 21 September 2020. 

Ini fakta-fakta yang menjadi peringatan bagi semua pihak agar tidak menganggap remeh penyebaran virus corona ini. Terutama ketika vaksin yang akan melumpuhkan virus ini belum ditemukan.

https://news.google.com/covid19/
https://news.google.com/covid19/
Hanya membayangkan saja, dengan 109 jutaan pemilih yang akan berjubel,  antrian dalam mengikuti prosesi Pilkada serentak dan tidak mengindahkan protokol kesehatan, maka sungguhan "mengerikan". Bahkan sejak mulai dibuka proses pendaftaran pasangan calon Kepala Daerah, sudah banyak yang tidak taat pada protokol kesehatan seeperti jaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga stamina dan imun tubuh.

https://news.google.com/covid19/
https://news.google.com/covid19/
Nampaknya, hari-hari ke depan akan terus menjadi berita yang tidak menggembirakan ketika angka pertambahan kasus Covid-19 dalam setiap 24 jam terus menerus menaik. Publik pasti kuatir seperti yang dikemukakan oleh JK, yaitu adanya potensi penularan yang masif pada setiap tahapan pilkada yang sangat panjang itu. 

Lihat saja nanti dengan masa kampanye yang melibatkan massa yang sangat banyak dan mungkin sangat sulit menerapkan protokol kesehatan. Kemudian saat melakukan pencoblosan, dipastikan pemilih akan antri berjam-jam untuk melakukan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun