Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan di Era Pandemi Covid-19 dan Generasi Mesin Robot

28 Juli 2020   07:00 Diperbarui: 28 Juli 2020   07:05 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sistem pendidikan seperti saat ini, hanya akan melahirkan generasi mesin robot, what to do dan bukan generasi sebagai manusia, why it's to done. Sebab, seharusnya sistem pendidikan itu harus mampu melahirkan SDM  yang manusiawi tetapi sekaligus dapat jadi robot cerdas" - Prof. Marsuki.

Kutipan di atas merupakan refleksi dari kegelisahan seorang pendidik yang menyaksikan bagaimana dahsyatnya efek dari penyebaran wabah virus corona yang ikut melumpuhkan sistem pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah yang harus dilakukan secara daring nan online. Tidak bisa dipungkiri, ada banyak yang hilang dalam proses belajar dan mengajar.

Kegalauan seorang Marsuki, Guru Besar di bidang Ilmu Perbankan dan sekaligus Rektor sebuah Institusi Pendidikan Keuangan dan Perbankan NITRO di kota Makasar, sesungguhnya juga kegelisahan dari semua guru, dosen dan tenaga kependikan di negeri ini sejak pandemi Covid-19 memaksa semua siswa harus belajar dari rumah saja.

Sudah 4 bulan dijalani belajar dari rumah bagi para siswa dan mahasiswa, serta mengajar dari rumah bagi para guru dan dosen. Sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya harus begini keadaanya. Dan dipastikan, semua tidak dalam posisi siap dengan sistem demikian. Dan karenanya, hasilnya juga tidak sesuai harapan.

Pola belajar dan mengajar dari rumah ini masih akan terus berlanjut hingga situasi penyebaran virus corona di anggap aman sesuai kebijakan pemerintah. Sangat mungkin, selama tahun ajaran 2020/2021 akan menjadi waktu yang sangat panjang bagi siswa dan juga guru.

Proses pembelajaran secara online di dominasi oleh transfer of knowledge saja, sementara aspek utama lainnya tidak bisa digarap. Seperti pembentukan karakter yang jauh lebih mendasar ketimbang penguasaan ilmu saja.

Artinya, jangankan menyentuh pembentukan karakter dan keimanan misalnya, karena untuk mengoptimalkan transfer pengetahuan saja sudah sangat melelahkan dan merepotkan baik bagi guru dan apalagi bagi siswa dan orangtua. Terutama ketika penggunnan teknologi secara online tidak dalam kondisi siap. Jangan bicara daerah perkotaan, tetapi lihat wilayah pedesaan, pulau-pulau terluar yang "miskin" teknologi informasi yang jumlahnya tidak sedikit.

Menjalani proses pembelajaran selama setahun kedepan akan memiliki dampak serius bagi siswa dan mahasiswa. Proses pendidikan sangat di dominasi pada orientasi penguasaan ilmu pengetahuan saja. Membaca dan membahas bersama sama sejumlah referensi dan berdiskusi melalui online tanpa ada interaksi secara langsung.

Pengajar pasti akan cenderung pada "What to do" ketimbang "Why it's to done". Bisa saja siswa akan menjadi sangat pinter karena penguasaan ilmu itu sendiri karena bisa memiliki akses yang sangat luas tanpa batas terjadap sumber-sumber pembelajaran yang dibutuhkan. Tidak saja literasi tulisan dan teks saja, tetapi di sana akan tersedia beragam audio-visual yang jauh lebih kaya dan variatif. 

Mungkinkan proses ini akan membentuk sebuah generasi mesin robot, seperti yang di refleksikan oleh Prof Marsuki diatas? Jawabannya, sangat mungkin bila proses itu tidak dikendalikan secara benar dan tepat. Sistem pendidikan akan memproduksi lulusan-lulusan satuan penyelenggara pendidikan yang "mungkin sangat cerdas seperti robot" tetapi miskin pada sisi karatkter yang jauh lebih utama dan penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun