Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sekolah Akan Dimulai Ketika Hanya 6% Zona Hijau dan 94% Merah

16 Juni 2020   00:54 Diperbarui: 18 Juni 2020   12:53 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Penjelasan Mendikbud|Dok Pribadi

Zona Merah 429 Kab/Kota

Pemerintah memastikan pelaksanaan proses pendidikan akan dilakukan sesuai dengan jadual pada bulan Juli 2020 seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja pelaksanaan proses pembelajaran tidak sepenuhnya bisa dilakukan secara tata muka mengingat masih tingginya wabah pandemic Covid-19.

Oleh Mendikbud, Mas Nadiem Makarim menegaskan bahwa dari  total wilayah hanya 6% saja yang bisa melakukan proses pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas. Sementara, yang sisanya sebesar 94% tidak boleh dilakukan secara tatap muka, tetapi dengan BDR atau Belajar Dari Rumah saja, seperti yang selama  ini, sejak Maret 2020 dilakukan, termasuk penyelenggaraan ujian-ujian.

Hanya 6% atau sekitar 85 Kabupaten dan Kotayang berada dalam zona hijau, aman dari penyebaran Covid-19. Sementara sebagian besar atau 94% yang berarti ada asekitar 429 Kabupaten dan Kota yang berada dalam zona merah, kuning dan oranye. Ini sebuah situasi yang sangat mengkuatirkan. Dan karenanya, pemerintah tetap mengatur agar tidak menciptakan klaster baru dalam penyebaran corona ini.

Nampaknya, walaupun tidak mudah menerapkan keputusan ini mengingat situasi penyebaran virus corona, tetapi pemerintah hendak meyakinkan masyarakat bahwa proses pendidikan di tanah air tidak boleh terganggu. Apalagi hendak mengubah tahun ajaran misalnya seperti yang banyak diperbincangkan public, karena kalau itu dilakukan akan mengganggu sistem pendidikan.

Penjelasan pemerintah ini disampaikan oleh Mendikbud secara terbuka melalui aplikasi conference meeting dan didampingi oleh sejumlah Menteri terkait, seperti Menteri Agama, Menteri Kesehatan, Gugus Tugas Covid-19, Mendagri, Menkom PMK dan Ketua Komisi X DPR RI.

Sehingga masyarakat bisa mempersiapkan putra dan putri nya memasuki jenjang pendidikan yang baru pada tahun ajaran 2020/2021.

Keputusan Ada di Orangtua Murid

Orangtua siswa menjadi kelompok yang paling kuatir ketika sekolah dibuka, terutama untuk zona hijau dengan adanya proses pembelajaran secara tatap muka, walaupun hanya 6% saja dari seluruh wilayah Indonesia yang diperkenankan oleh pemerintah.

Kebijakan yang diambilpun, keputusan terakhir ada di tangan setiap orangtua siswa. Artinya, apabila orangtua keberatan anaknya untuk mengikuti pelajaran secara tatap muka, walaupun zona hijau, diberikan toleransi untuk BDR saja.

Pelaksanaan pembelajaran dengan tatap muka dengan syarat-syarat : Kabupaten atau Kotamadya pada zona hijau, Pemda/Kanwil memberi izin, satuan pendidikan siap pembelajaran tatap muka, dan  orangtua Setuju dan bila orangtua tidak nyaman anak boleh tidak ikut tatap muka.

Dari penjelasan yang disampaikan oleh Mendikbud, ada protokol kesehatan yang harus dipatuhi oleh setiap satuan penyelenggara pendidikan, antara lain :

  1. Menyedialkan toilet dan sarana cuci tangan bersih
  2. Teresedia fasilitas kesehatan
  3. Wajib mengenakan masker
  4. Tersedia  thermogun
  5. Yang  tidak boleh melakukan kegiatan di sekolah adalah sedang sakit, tidak memiliki transportasi yang memungkinkan penjagaan jarak
  6. Membuat komite untuk kesiapan pendidikan.
  7. Kondisi Kelas : Pendidikan Dasar dan Menengah maksimal 18 anak per kelas, sedangkan di SLB dan PAUD maksimal hanya 5 anak per kelas.
  8. Jadwal belajar  dilakuakn dengan shift
  9. Pada saat transisi yang tidak diperbolehkan : kantin,  kegiatan olah raga dan Pertemuan orangtua, dan kegiatan berkumpul lainnya.

Sekolah Ditengah Bayang-bayang Covid-19

Sesungguhnya yang membuat masyarakat tidak habis pikir adalah karena angka pertambahan kasus positif covid-19 ini terus meningkat dari hari ke hari. Bahkan sejak satu minggu terakhir ini, pertambahan perhari sudah berada di atas angka 1000-an orang.

Apapun alasannya, fakta per hari Senin 15 Juni 2020 menunjukkan telah mencapai angka 39 294 total kasus dengan angka penambahan harian diangka 1.017 orang. Kendati angka kesembuhan juga cukup siginifikan pertumbuhannya, tetapi ketakutan masyarakat tetap saja sangat tinggi. Sementara kepastian vaksin masih menjadi tanda tanya sangat besar (?).

Apabila protokol kesehatan di lingkungan sekolah tidak dilakukan secara benar, ketat dan konsisten, sangat mungkin akan muncul klaster-klaster baru dalam penyebaran virus corona ini.

Dalam situasi seperti ini, peran aktif orangtua siswa menjadi kebutuhan agar anak-anak disiapkan benar-benar untuk taat pada semua protokol yang ada. Artinya, kalau hanya diserahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, guru-guru dan petugas di sekolah nampaknya tidak mencukupi untuk sekian puluh siswa.

Ini tentu menjadi problem baru bagi pihak sekolah sendiri. Harus memiliki sumberdaya ekstra untuk menopang pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah masing-masing.

Yupiter Gulo, 16 Juni 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun