Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Dunia Membayar Harga Menghentikan Pandemi COVID-19

24 Maret 2020   20:48 Diperbarui: 24 Maret 2020   21:02 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.economist.com/leaders/2020/03/19/paying-to-stop-the-pandemic?fbclid=IwAR0RCXkjRkFw-6YVpDMhH8NvS5J6gUBamlaZgz5e6-93m0u2vmyDrigJNBw

Sesungguhnya, harga mahal yang dibayar oleh dunia ini, oleh setiap negara di dunia ini, karena dampak yang diakibatkan dari virus ini. Ada "kelumpuhan" sistem perekonomian yang cenderung porak poranda. Bukan karena perusahaan bangkrut, atau tidak sehat, tetapi karena manusia yang mengerjakan operasi perusahaan harus berhenti, dan di arahkan tinggal di rumah saja, work from home, sebagai cara untuk menghentikan penyebaran virus ini.

Lihat saja kinerja bursa efek di sejumlah negara di dunia yang anjlok hingga beradarah-darah di angka 30%. Di Indonesia saja, IHSG terjun bebas dari angka 6000-an dan minggu yang lalu mendekati angka 4000-an, bahkan dicurigai akan anjlok dibawah 4000-an itu. Kurs rupiah terhadap dolar AS telah melewati angka 16.000 rupiah per dolar AS.

Semua itu terjadi dan diikat penyebabnya oleh gentayangannya virus covid-19 yang mendorong setiap orang, investor untuk keluar dari sejumlah instrument investasi dan memindahkan di tempat yang dia rasa aman dan tenteram.

Bayangkan, berapa banyak fasilitas kredit yang mendominasi dinamika sektor ekonomi ril dan jasa akan anjlok habis-habisan dan terancam tidak mampu membayar cicilan pinjaman mereka. Ini semua harus dibayar mahal oleh setiap negara untuk menolong dan menyelamatkan situasi yang semakin sulit.

Pemerintah tidak bisa menghindar dan harus memikirkan dan mengambil langkah konkrit menyelamatkan situasi yang ada dengan beragam kemudahan, terobosan dan sebagaimana.

IV. Membaca Ending Wabah Covid-19

Bagaimana cara kita membaca arah dan ending dari penyebaran virus corona ini? Artinya, sampai kapankah wabah ini akan terus menteror dunia, dan seperti apa dampak yang akan ditinggalkan oleh virus ini?

Saya yakin dan tentu saja percaya bahwa tidak sulit memberikan jawaban dengan semua pertanyaan yang ada. Apa yang sudah dialami dan dilewati oleh sejumlah negara lain tentang wabah corona ini menjadi referensi aktual yang tidak bisa disangkal oleh siapapun. Baik yang sangat berhasil tetapi juga yang sangat gagal sedemikian sehingga korban jiwa menjadi taruhannya.

Artinya, negara-negara yang baru terjangkiti dan atau akan terjangkiti, harusnya lebih siap dan antisipatif kalau tidak ingin kejadian yang lebih buruk dan lebih horor akan dialami di negaranya.

Pengalaman China sebagai sumber awal berkembangnya virus corona ini, dan sampai sekarang telah memproklamirkan diri mampu bebas dan bisa mengendalikan wabah ini, patut menjadi referensi kunci bagi negara manapun. Demikian juga Korea Selatan, dan sejumlah negara lain yang telah mampu mengendalikan tanpa korban yang berlebihan.

Akan tetapi, sejumlah negara yang nampaknya "tidak perlu dicontoh" karena ketidakpatuhan masyarakatnya dalam ikut mendukung gerakan pemerintah dalam menhentikan pandemik covid-19 ini. Barangkali Italia adalah contoh yang bagus untuk itu. Bahkan negara ini tercatat sebagai negara yang jumlah korban jiwa terbanyak dari seluruh dunia hingga hari ini. Bahkan dia melewati jumlah korban jiwa di China, kendati jumlah kasus lebih besar di China.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun