Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mau Menjadi Pemimpin Hebat? Ikuti dan Tunduk pada Hukum Proses

14 Januari 2020   17:53 Diperbarui: 16 Januari 2020   13:07 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan anggap enteng menjadi seorang pemimpin, apalagi merasa sok bisa memimpin walaupun tidak pernah memiliki pengalaman yang memadai untuk memimpin. Juga lupakan bahwa ada orang menjadi pemimpin yang sukses dan hebat tanpa melalui proses minimal, dan tahap-tahapan yang dibutuhkan.

Sangat mungkin seseorang menjadi pemimpin tanpa melalui hukum proses yang dibutuhkan. Tapi, sangat mungkin hasilnya tidak maksimal. Kepemimpinannya tidak akan efektif, dan bisa jadi akan menjadi sumber persoalan dalam organisasi.

Memang dalam sejarahnya, ada satu mashab dimana menjadi seorang pemimpin itu, karena memang dilahirkan sebagai seorang pemimpin, sementara yang lain tidak. Ini benar untuk sebagian kecil, karena sesungguhnya menjadi seorang pemimpin itu bisa dilatih, dibentuk dan format sesuai kebutuhan. Pun seseorang dilahirkan sebagai seorang Pemimpin, tetapi proses dan tahapan serta fase minimal harus dilewati.

Itu sebabnya, Coach dan Authors tentang Kepemimpinan John C Maxwell menegaskan bahwa salah satu hukum kepemimpinan yang efektif dan berhasil adalah Hukum Proses, selain ada 20 hukum lainnya sebagai hukum yang harus dikuasai oleh seorang pemimpin yang hebat.

Menjadi Pemimpin harus melalui dan tunduk kepada proses yang dibutuhkan menjadi pemimpin. Dan karenanya, hanya mereka yang benar-benar dan sungguh-sungguh melalui proses tersebut, dan tanpa mengenal lelah terus menerus berlatih pada setiap proses itu, maka kepemimpinan itu menjadi sesuatu yang melekat dalam kehidupan pribadi, menjadi sistem nilai, menjadi mind set, dan menjadi berperilaku seorang leader.

4 Fase Pertumbuhan Kepemimpinan

John C Maxwell menunjukkan ada 4 fase utama yang menjadi jalur terjadinya pertumbuhan jiwa kepemimpinan bagi seseiorang yang menyadarinya, dan melakukannya dengan terus menerus, yaitu

  1. Fase -1, Saya tidak tahu apa yang tidak saya ketahui
  2. Fase-2, Saya tahu apa yang tidak saya ketahui
  3. Fase-3, Saya bertumbuh dan mengetahui kenyataan
  4. Fase-4, Saya bersikap alami karena apa yang saya ketahui.

Keempat fase ini harus diketahui dengan tepat dan jelas oleh seorang pemimpin, atau mereka yang ingin menjadi pemimpin yang efektif dan sukses. Sebab, ketika dalam praktek, keempat fase ini bisa saja dilakukan secara tidak berurutan sesuai kebutuhan dari sang pemimpin itu sendiri.

Fase Pertama, Saya tidak tahu apa yang tidak saya ketahui.

Sangat lumrah dan manusiawi, bahwa pada umumnya orang tidak memahami dan menyadari bahwa nilai kepemimpinan itu dimiliki oleh semua orang. Artinya, selama ini, orang mengerti bahwa hanya orang-orang tertentu, keturunan tertentu, kelompok tertentu yang memiliki nilai-nilai kepemimpinan. Dan karenanya hanya mereka yang boleh menjadi seorang pemimpin sebuah organisasi atau lembaga.

Akibatnya, orang yang merasa tidak memiliki nilai kepemimpinan, tidak pernah berusaha dan berjuang untuk melatih diri agar menjadi seorang pemimpin. Ada gambaran diri yang salah tentang kepemimpinan, dan karenanya tetap tidak pernah mampu menjadi seorang pemimpin.

Pada akhirnya ada begitu banyak kesempatan yang terlewatkan bagi mereka jika mereka tidak pernah berusaha mencoba belajar dan berlatih  untuk memimpin. Sebab menjadi seorang pemimpin, harus melalui latihan, latihan dan latihan yang terus menerus tanpa jeda waktu.

Fase Kedua, Saya tahu apa yang tidak saya ketahui.

Dalam banyak situasi, ada seseorang yang karena situasi ditunjuk menjadi seorang pemimpin, dan karenanya dia memimpin. Tetapi sialnya, tidak ada yang mengikuti dia, tidak ada yang mampu dipengaruhi untuk melakukan sesuatu.

Situasi ini menjadi tekanan yang sangat baik, kuat dan keras agar dimanfaatkan belajar untuk memimpin. Ketika belajar memimpin, maka proses itu dimulai. Hukum Proses kepemimpinan mulai bergulir dan akan mendapatkan bentuk dan porsinya dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, dari satu masalah ke masalah lain, dari masalah sederhana ke masalah rumit, dari level bawah naik ke level atas, dari satu jenis masalah ke jenis masalah lainnya, dan seterusnya.

Inilah kunci Hukum Proses pada fase kedua. Betul Anda tahu apa yang anda tidak ketahui, dan karenanya Anda perlu memulai berproses menjadi pemimpin. Dengan satu kasus atau sebuah masalah, Anda akan semakin mengetahui apa yang Anda tidak ketahui, dan karenanya Anda tahu apa yang harus dilakukan, dan arah yang dituju juga akan semakin jelas.

Fase Ketiga, Saya bertumbuh dan Mengetahui

Hukum proses itu sangat luar biasa, sebab jiwanya adalah pertumbuhan. Tidak proses yang tidak bertumbuh, kecuali sesuatu yang mati dan tidak memiliki jiwa raga. Manusia, apalagi menjadi pemimpin adalah kehidupan yang hidup, dan karenanya proses yang dialami akan menuai pertumbuhan. Akselerasi pertumbuhan akan menjadi dimensi yang berbeda bagi setiap orang.

Apabila Anda dengan sungguh-sungguh menyadari kekurangan yang Anda miliki, dan memulai proses  dengan disiplin pertumbuhan pribadi setiap hari dalam kepemimpinan, maka akan terjadi hal-hal yang menggembirakan. Sebab disana akan ada perubahan yang signifikan kearah kebaikan.

Seorang pemimpin yang baik akan merancang jangka waktu yang memadai, pendek hingga jangka panjang untuk menetapkan dan menargetkan pertumbuhan yang diinginkan sebagai seorang pemimpin.

Sebutkanlah 10 atau 20 tahun kedepan, Anda akan menjadi seorang yang memiliki sosok kepemimpinan yang semakin luar biasa. Melalui pengembangan pengetahuan, kompetensi, skill, jaringan, bahkan kepribadian Anda juga ikut bertumbuh dan berkembang dengan latihan kepemimpinan yang Anda jalani hari demi hari. Bahkan di sepanjang usia dan umur yang Anda akan jalani hingga menemui ajal kematian.

Inilah yang disebut sebagai kepemimpinan dari hari ke hari, sebab sesungguhnya, menurut Stephen Covey, hal-hal yang luar biasa dalam hidup akan Anda temukan dalam keseharian Anda setiap saat. Jadi, jangan lewatkan apapun yang terjadi dalam perjalanan hidup Anda setiap hari.

Kemana saja Anda akan bepergian, berkumpul dan jumpa dengan orang lain, dalam berbagai peristiwa atau acara, sadari dengan sungguh-sungguh bahwa di dalam itu semua ada sesuatu yang luar biasa yang Anda butuhkan dalam hidup Anda untuk menjadi pribadi yang semakin bertumbuh.

Fase Keempat, Saya bersikap alami karena apa yang saya ketahui.

Inilah fase kunci sebagai takaran menilai bahwa Anda benar-benar menjadi seorang pemimpin. Karena semuanya sudah melekat dalam diri Anda, dalam cara berpikir Anda, dalam cara berbicara Anda, dalam cara berperilaku Anda, dalam cara berinteraksi dengan orang lain. Semunya akan muncul secara alamiah dengan sendirinya. Semua yang Anda miliki akan mendapatkan bentuk dan tempat yang sesuai dengan kebutuhan Anda sebagai seorang pemimpin.

Perhatikan seorang pemain olah raga bela diri, semacam kungfu, silat, karate atau lainnya. Ketika mereka sudah sampai pada level kemahiran, maka keseluruhan gerak dan dinamika hidup mereka akan keluar dan mencerminkan kemampuan penguasaan akan olah raga tersebut.

Lihat, mengapa pemuda-pemuda yang memilih olah raga Motor-Cross Extrem yang bisa melambung tinggi di atas berbagai rintangan dan mereka tidak celaka? Karena mereka sudah sampai pada fase keempat. Mereka bersikap secara alami karena apa yang mereka sudah ketahui dan kuasai.

Pemimpin itu Pembelajar

Rasanya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Hukum Proses menjadi seorang pemimpin menuntut si pemimpin untuk terus belajar dan belajar tiada henti. Artinya, sikap hidupnya adalah seorang pembelajar agar selalu meng-update semua pengetahuan, keterampilan terkait dengan kepemimpinan yang dimiliki.

Artinya juga bahwa, ketika seorang pemimpin berhenti belajar maka dipastikan kepemimpinan juga akan stagnan, dan tidak update dengan dinamika perubahan yang dihadapi. Dan dengan begitu dia tidak menjadi efektif dalam memimpin.

Dalam pemahaman ini, belajar itu bukan menjadi beban dan karenanya menjadi terpaksa, tetapi belajar itu menjadi kebutuhan agar kepemimpinan menjadi efektif.

Untuk menjadi pembelajar demikian, ada 3  prinsip berikut menjadi penyempurna kepemimpinan seseorang, yaitu:

  1. Berjuang keatas. Apabila ingin mengetahui dimana seseorang berkembang hingga menjadi seorang juara, lihatlah rutinitas keseharian yang dilewati. Anda bisa saja menyusun rencana bertanding atau rencana hidup Anda. Tetapi ketika Anda mulai beraksi, maka yang bekerja adalah daya refleks Anda. Akan kelihatan upaya-upaya Anda. Jadi jika Anda menipu diri sendiri dalam keremangan fajar maka Anda akan ketahuan di bawah sorotan lampu.
  2. Berorientasi pada aksi. Perhatikan dengan baik-baik, bahwa tidak ada juara olah raga yang tidak beraksi setiap saat. Bahkan latihan yang dilakukan adalah aksi dan tindakan sebagai cara membentuk semua kompetensi dan skill yang dibutuhkan dan dituntut untuk menjadi juara.
  3. Kesuksesan harus dipupuk secara perlahan. Lupakan mimpi menjadi berhasil seketika, itu tidak akan terjadi. Menjadi sukses tidak seperti membalik telapak tangan, apalagi seperti mengupas pisang misalnya. Itu semua akumulasi dari aksi ke aksi. Makanya bisa dimengerti bahwa tidak ada orang langsung menjadi pemimpin hebat dalam waktu singkat, tidak ada. Bahwa pemimpin banyak yang usia muda, tetapi sangat mungkin efektifitas kepemimpinannya rendah.

Jadilah seorang pemimpin yang berhasil dengan terus menerus belajar dan berlatih tiada henti dan tanpa batas!

Yupiter Gulo, 14 Januari 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun