Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pelajaran Mahal tentang "Compliance" dari Kasus Garuda Indonesia

6 Desember 2019   09:02 Diperbarui: 6 Desember 2019   20:46 9873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.(KOMPAS.com/AMBARANIE NADIA)

Tata kelola perusahaan yang baik atau lebih dikenal dengan GCG saja tidak cukup, tetapi kuncinya ada pada tahapan selanjutnya yaitu KEPATUHAN atau Compliance,  sebagai arena yang mempertontonkan bahwa semua yang sudah di set-up dalam GCG dilakukan dengan taat dan setia dalam setiap aspek dan langkah pengelolaan perusahaan.

Kepatuhan pada organisasi  tidak saja hanya pada isu ini boleh dan itu tidak boleh dilakukan, tetapi mulai dari kesetiaan semua orang pada Visi dan Misi perusahaan, strategi, kebijakan, SOP, etika, hukum, dan bahkan perilaku keseharian terkait dengan kepentingan perusahaan. 

Mentolerir satu hal kecil saja, itu menjadi awal yang akan berakibat fatal bagi eksistensi dan masa depan dari perusahaan.

Sayangnya, kelemahan sebagian besar organisasi di negeri ini ada pada Compliance. Yang terjadi adalah semua aturan, hukum dan ketentuan hanya ada diatas kertas yang bagus dan disimpan di dalam file. 

Tetapi tidak ditemukan dalam praktek pengelolaan bisnis day by day business operation. Dan lebih tragis lagi, ini terus menerus terjadi sedemikian rupa sehingga menjadi culture yang terbangun tanpa disadari.

Nah, pada level ini, maka semua orang cenderung tidak compliance lagi, tidak patuh dan hanya demi kepentingan pribadi, kelompok bahkan lebih rusak lagi perusahaan menjadi arena perebutan kavling kepentingan material. 

Dan perusahaan hanya menjadi alat pemuas nafsu keserakahan material dan duniawi yang sifatnya sesaat. Dan ujungnya adalah maut bagi perusahaan, yaitu kematian atau kalau tidak mati benar, menjadi mati suri.

Nampaknya inilah yang sedang terjadi dalam tubuh salah satu BUMN milik republik ini, yaitu PT Garuda Indonesia yang sebenarnya menjadi kebanggaan bangsa ini. 

Tetapi, dia menjadi contoh yang sangat baik tentang kegagalan perusahaan dalam mengelola kepatuhan atau Compliance Management yang gagal.

Sungguh ironis memang, karena kasus yang melihat Garuda Indonesia kali ini menjadi puncak dari gunung es yang nampaknya sedang menggurita dalam tubuh perusahaan penerbangan ini.

Bayangkan saja, baru beberapa bulan yang lalu Garuda Indonesia mempertontonkan mis-management yang fatal, ketika dua orang anggota Dewan Komisaris tidak mau menandatangani laporan keuangan tahun buku 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun