Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arteria Dahlan, Contoh Arogansi Seorang Anggota DPR RI

10 Oktober 2019   13:20 Diperbarui: 10 Oktober 2019   13:29 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.portal-islam.id

Menyaksikan Arteria Dahlan dalam salah satu acara di televisi dengan mengatakan Profesor sesat pada Prof Emil Salim sungguh keterlaluan dan merupakan representasi dari contoh konkrit arogansi seorang anggota DPR RI yang selalu dianggap sangat terhormat. 

Saya sendiri yang mengikuti acara itu di saluran televisi, risih dan malu melihat perilaku si anggota dewan yang satu ini, yang suka mencari sensasi. Apalagi dihadapannya adalah seorang tokoh di negeri ini yang sudah makan banyak garam membangun republik ini.

Terlepas siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi gaya dan sikap kesombongan seorang Arteria Dahlan sudah kelewat batas norma yang berlaku dalam dunia apapun. 

Dia ingin terus yang bicara, orang lain tidak ada yang benar dan hanya dia yang benar, dan menghakimi semua orang dan membenarkan dirinya sendiri. Sebuah sikap dan perilaku seorang wakil rakyat di DPR yang sangat memalukan. 

Memang betul, selama ini anggota DPR dari PDIP ini sangat terkenal vokal dan mau menang sendiri ketika berada dalam sebuah talk show. Tetapi kejadian terakhir ini yang menganggap Prof Emil Salim adalah "sesat" sudah di luar batas orang normal dan rasional. Dan sulit dimengerti mengapa seorang tokoh politik berperilaku seperti itu.

Hari ini kompas.com menurunkan judul berita yang sangat memalukan yaitu "Sebut Emil Salim "Prof Sesat", Ini Penjelasan Arteria Dahlan"

 "Tidak ada Prof. Prof sesat nih," ujar Arteria Dahlan sambil menunjuk-nunjuk Emil Salim yang merupakan Menteri Lingkungan Hidup pada era Presiden Soeharto.

Namnpaknya, para anggota dewan terhormat ini perlu dilatih etika dan tata krama dalam menyampaikan pikirannya. Agar opini dan pikiran yang baik menjadi tidak bernilai ketika disampaikan dengan cara yang arogan dan menang sendiri.

Kalau saya ikuti semua diskusi yang dipandu oleh Najwa Shihab itu, data dan fakta yang disampaikan oleh Arteria Dahlan itu sangat bagus dan menarik. Tetapi karena dia sangat temperamen dan tidak sabar memberikan informasi, makanya dia menjadi sangat "jelek didepan publik".

Politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan berkali-kali tampak bersuara tinggi saat berdebat dengan ekonom Emil Salim terkait Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang terkait Komisi Pemberantasan Korupsi (Perppu KPK) dalam acara "Mata Najwa" yang ditayangkan Trans7, Rabu (10/10/2019). Dikutip dari Warta Kota, Arteria Dahlan bahkan menyebut pemikiran Emil Salim sesat saat menyampaikan sebuah argumen bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyampaikan laporan pertanggungjawaban setiap tahun.

Tidak bisa dihindari untuk tidak mengatakan bahwa penampilan sangat arogan. Dan sepertinya tidak memahami bahwa dia sedang berbicara kepada masyarakat Indonesia yang menonton acara itu. Dan harusnya dia memberikan pembelajaran yang mahal tentang isu KPK itu. Tetapi yang terjadi adalah sungguh sangat memalukan.

Terlebih ketika dia merendahkan seorang tokoh nasional sekaliber Emil Salim. Ini sungguh keterelaluan.  Dan tentu saja tidak bisa diterima dnegan akal sehat.

Hari ini, menjadi percakapan yang hangat ditengah-tengah publik tentang pentingnya kompetensi dan moral etis bagi seorang wakil rakyat semacam anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Semoga tidak ada lagi anggota dewan lain seperti Arteria Dahlan ini. Sungguh tidak etis didepan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun