Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Duka Papua, Duka Ambon, dan Duka Indonesia, Mari Mendoakan NKRI

30 September 2019   15:29 Diperbarui: 2 Oktober 2019   11:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://nasional.kompas.com/

Duka mendalam kita sebagai bagian dari Nusantara ini ketika 33 orang warga Papua ini harus meninggal karena kerusuhan. Di mana kerusuhan di tanah Papua ini sudah pecah sejak Agustus yang lalu ketika kata-kata rasis menjadi trigger meluasnya kerusuhan dan menyerempet kemana-mana.

Kendati diakui oleh Presiden kalau kerusuhan disana menjadi meluas akibat KKB yang turun gunung dan melakukan pembakaran. Tetapi juga tidak terlepas dari adanya unjuk rasa sebelumnya karena dipicu oleh perkataan seorang guru yang bernada rasis pada siswanya.

"Ini adalah Kelompok Kriminal Bersenjata turun dari gunung dan melakukan pembakaran-pembakaran rumah warga," kata Presiden.

Diketahui, aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh. Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat. Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena. Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto menyatakan bahwa korban tewas berjumlah 33 orang.

Kita berduka bersama dengan anak-anak bangsa di Papua, ketika isu tentang Papua ini menjadi "komoditi" internasional yang digerakkan dengan terencana, seperti yang dicurigai dilakukan oleh tokoh Beny Wenda sebagai tokoh dibalik kerusuhan di tanah Papua.

Hal ini terkonfirmasi ketika kehadirannya beberapa hari yang lalu di Sidang Umum PBB terkait HAM dengan target meminta Dewan PBB tentang HAM untuk meninjau Papua tentang pelanggaran HAM yang dilaporkannya. Walaupun ini tidak mendapat angin dari PBB tetapi tetap menjadi kerisauan bagi Indonesia tentang eksistensi Papua ini.

Sebab sangat mungkin, dengan 33 orang meninggal dunia ini, akan menjadi kapitalisasi berita atau asset Benny Wenda untuk membuktikan dugaan pelanggaan HAM di tanah Papua. Seperti yang dicurigai oleh Kapolri sendiri, bahwa semua gerakan kerusuhan di Papua merupakan skenario menuju Sidang Tahunan Dewan PBB itu.

III.

Bencana gempa dengan kekuatan 6,5 magnitudo yang melanda Kota Ambon dan menelan korban jiwa serta kehancuran sejumlah bangunan tetapi menjadi duka yang mendalam bagi Indonesia.

Walaupun harus diakui bahwa berita tentang bencana gempa di kota Ambon ini memang "kalah" bersaing dengan berita-berita demo mahasiswa seluruh Indonesia, yang berakibat kerusuhan dan bentrok sehingga menelon korban luka, bahkan meninggal di Kendari.

Detik.com memberitakan bagaimana kota Ambon yang merupakan area terkena dampak gempa yang terjadi pada Kamis 26 Septermber 2019 yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun