Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bahagia dari Seorang Direktur Bank

6 September 2019   16:13 Diperbarui: 6 September 2019   16:45 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: steemit.com

Sang direktur: Boleh..

Anak kecil: Tapi, saya takut gak boleh sama Oom..!

Sang direktur: .. tersenyum.

(Dia seorang kaya, apa yang tidak bisa dibelinya? Apalagi untuk si Nada, anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaan itu kecil dan dapat serta akan dipenuhi)

Sang direktur : Memangnya Nanda mau minta apa sama om? (sang direktur bertanya sambil memegang bahu Nanda)

Anak kecil: Oom, Nanda minta, Nanda pengen manggil Ayah kepada Om, apakah boleh?

Sang direktur kaget tidak kepalang, dan seakan tenggorokkannya terasa tersumbat dengan barang aneh. Karena sebuah permintaan yang tidak pernah terlintas di dalam pikiran sang direktur ini, tanpa diduga sama sekali. Betul, ternyata bukan boneka yang diminta oleh Nanda, bahkan juga bukan uang, tetapi hanya sekedar sebuah sebutan AYAH. Dengan refleksi yang sangat mendalam, hati sang direktur bank menjadi bergetar sangat kencang. Pikiran garis lurusnya betul-betul runtuh dan patah habis terbengkokan saat itu juga.

Sang direktur: Boleh! Nanda boleh saj memanggil "ayah" sama Om

Anak kecil: Makasih ayah. Kapan, ayah datang lagi kesini? Apakah Nanda boleh minta sesuatu lagi ke ayah?

Sang direktur: Boleh, sayang. Boleh! Memangnya Nanda mau minta apa lagi dari Om?

Anak kecil: Nanda hanya meminta, kalau ayah nanti datang lagi ke sini, Nanda minta dibawain foto ayah ya. Karena Nanda kepengen menyimpannya di kamar Nanda. Agar kalau Nanda kangen sama ayah, maka foto ayah bisa Nanda lihat-lihat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun