Hanya dengan penerapan revolusi industri 4.0 dan disrupsi inovasi maka lompatan kemajuan yang dimimpikan oleh Jokowi bisa diwujudnyatakan di bumi Indonesia. Dan Jokowi nampak tidak ragu untuk melakukan hal ini, karena sesungguhnya selama ini sudah dimulai di berbagai bidang Kementerian yang terkait dengan penerapan teknologi itu.
Betul sekali, Jokowi sudah mulai meletakkan dasar. Lihat saja misalnya adanya aspirasi luar biasa dengan "Making Indonesia 4.0", yaitu industri, pertanian, automotif, kimia serta elektronika melalui antara lain kementerian dinas perindustrian.
Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia harus melakukan lompatan-lompatan untuk bisa menjadi bangsa yang maju. Jokowi menyebut, sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, ialah yang memimpin lompatan kemajuan itu. "Sebagai Presiden dalam sistem Presidensial yang dimandatkan konstitusi, saya mengajak kita semua untuk optimistis dan kerja keras. Sayalah yang memimpin lompatan kemajuan kita bersama," kata Jokowi dalam Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Menyelami semangat yang sedang dikobarkan oleh Jokowi dengan memimpin "Lompatan-lompatan Kemajuan Indonesia", maka jelas sudah arah dari semua sikap politik Jokowi selama ini, tentang parpol, kabinet, Legislatif, dan yudikatif.
Lompatan kemajuan Indonesia tidak bisa diwujuukan hanya oleh satu orang saja, apalagi hanya Presiden dan Wakil Presiden, tidak bisa. Tetapi semuanya harus terlibat, seluruh warga negara, seluruh komponen dan seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa ini. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, mulai dari yang nampak tidak berguna hingga yang sangat besar kontribusinya.
Artinya adalah negara Indonesia harus bersatu padu, untuk bersinergis bersama mewujudkan lompatan kemajuan bagi Indonesia adil dan makmur, maju dan hebat, terdepan dan terunggul.
Sebuah mimpi yang membakar adrenalin, semangat, antusiasme, heroism, nasionalisme dan keunggulan Indonesia. Yang bagi Jokowi tidak lagi penting kepentingan partai politik, tidak lagi berguna semua perbedaan kepentingan sesaat apalagi hanya untuk kepentingan wilayah, kelompok dan sektarianisme. Itu semua hanya menjadi penghambat bagi perwujudan mimpi besar yang akan dipimpin langsung oleh Jokowi untuk merealisasikannya dengan Strategi Lompatan Kemajuan, berarti Lompatan Indonesia.
Dengan demikian, bisa mengerti mengapa Jokowi begitu getol mencari orang-orang muda, profesional, berprestasi dalam dunia siber, digital, familiar dengan revolusi industri 4.0 dan disrupsi inovasi. Sebab semua itu menuntut kecepatan, kecepatan dan kecepatan.
Untuk itu menjadi paham mengapa Jokowi memberikan perhatian utama bagi pengembangan dan pembangunan SDM lima tahun kedepan, dengan balutan dan payung strategi yang disebutnya sebagai "Pembangunan SDM Premium", SDM yang unggul. Karena sesungguhnya, SDMlah yang menentukan kemampuan Indonesia untuk mampu membuat lompatan besar di masa depan.
Bayangkan saja dengan sekitar 80an juta pemilih milenial pada Pemilu 2019 yang lalu, berarti kelompok usia inilah yang disebut oleh Jokowi dalam pidato kenegaraannya bahwa "tahun 2020-2024 Â merupakan puncak dari bonus demografi Indonesia".
Artinya, generasi inilah yang menajdi fokus pemerintahan untuk membangun lompotan-lompatan kemajuan bagi Indonesia lima tahun kedepan.