Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kemarahan Jokowi, Bukti Kompetensi Plt Dirut PLN Dipertanyakan

5 Agustus 2019   20:44 Diperbarui: 6 Agustus 2019   05:50 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com

Sebab, hakekat penerapan manajemen risiko itu, menghitung semua kemungkinan potensi kejadian yang akan terajdi. Dan atas dasar itu akan melakukan mitigasi risiko.

Kejadian padamnya litrik sejawa ini, dipastikan tidak di mitigasi secara benar oleh manajemen PLN. Dan dengan alasan inilah boleh disimpulkan kompetensi manajemen dari Plt Dirut PLN dipertanyakan.

Ketiga, "..koq tahu-tahu drop..".

Ini memperlihatkan pesan Jokowi bahwa manajemen PLN tidak terukur dalam semua hal. Apakah manajemen PLN tidak memiliki ukuran yang tegas agar tingkat drop itu bisa di antisipasi.

Dengan 6 bagian yang drop dan tidak berfungsi selama puluhan jam menjadi indikator sangat kuat manajemen yang tidak terukur. Sangat mungkin semua dijalankan by businesss as usual saja. Lagi-lagi ini bentuk lain tak tertatanya manajemen PLN

Mengikuti dinamika yang terjadi hingga hari ini, Senin 5 Agustus 2019, kemarahan Jokowi sebagai orang nomor satu di negeri ini yang bertanggung jawab bagi kepentingan seluruh masyarakat, wajar dan harus marah. Bahkan bukan hanya marah tetapi "murka" habis-habisan kepada Plt. Dirut Utama Perusahaan Listrik Negara ini.

Inilah sejumlah pertimbangan mengapa Jokowi harus kesal, marah dan murka :

Satu, Masa pemadaman terlalu lama, mulai minggu siang hari, hingga tengah malam hari secara rata-rata, bahkan di sejumlah wilayah ada yang masih padam hingga hari senin. Data-data diberitakan bahwa lebih 100 juta warga di Jawa yang mengalami gelapnya dunia karena PLN padam.

Dua, Masyarakat menderita kerugian dalam segala aspek, kerugian yang luar biasa akibat padam PLN itu dan seluruh aktifitas menjadi sangat terganggu melawati tidur malam yang sangat tidak nyaman. Ini benar-benar horor dengan gelap gulita malam. Dan tentu saja yang sangat mengganggu adalah kegiatan bisnis yang lumpuh, khususnya yang mengandalkan power dengan aplikasi. Semuanya stagnan selama berjam-jam. Jokowi sungguh merasakan bagaimana kerugian yang dialami oleh masyarakat kecil yang mengandalkan bisnis yang berbasis aplikasi.

Tiga, Kompetensi Plt Dirut PLN dalam mengelola masalah itu, diperlihatkan habis di depan Jokowi yang sangat tidak strategis. Dan terkesan itu adalah masalah teknis dan bukan masalah manajerial. Tidak puas dengan penjelasan Plt Dirut PLN yang sangat teknis dan bertele-tele, melebar, teknis dan bukan penyelesaian masalah

Empat, Jokowi marah karena yang dibutuhkan dari Plt Dirut PLN adalah bukan hal teknis tetapi penjelasan manajerial untuk menyelesaikan masalah itu secara benar dan mendasar, karena kalau tidak maka masalah tidak tuntas. Bahkan sangat mungkin akan terulang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun