Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Retaknya Koalisi Parpol Jokowi-Ma'ruf, Demi Harga Diri atau Kursi?

27 Juli 2019   22:27 Diperbarui: 28 Juli 2019   09:39 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/26/17584301/puan-penolakan-4-partai-koalisi-terhadap-masuknya-partai-baru-akan-dibahas

Koalisi KIK Solid?

Dinamika politik 4 hari terakhir ini sungguh menggetarkan hati para politisi di tanah air. Dan betapa sulit untuk menyimpulkan koalisi KIK masih solid. Sangat kuat kecenderungan kalau sedang "retak". Semakin dibantah oleh para petinggi Parpol Koalisi, dipahami semakain besar retakannya. Ada apa gerangan? Kalau bukan karena perebutan kursi dan kursi.

Kesimpulan ini menjadi agak terang dengan penjelasan dari Ketua PDIP Puan Maharani, yang menegaskan bahwa 4 Parpol dari koalisi KIK yaitu Nasdem, Golkar, PKB dan PPP  yang menolak masuknya Parpol baru dalam koalisi Jokowi dan Ma'ruf Amin, seperti diberitakan oleh kompas.com.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P) nonaktif Puan Maharani menyatakan, penolakan keempat partai atas wacana masuknya partai baru dalam koalisi pemerintahan akan dibahas bersama Presiden Joko Widodo dan semua ketua umum partai pengusung pada Pilpres 2019. Keempat partai yang menolak adanya partai baru dalam koalisi pemerintahan ialah Golkar, PKB, Nasdem, dan PPP.

Sinyalemen tentang keretakan koalisi KIK dibaca oleh publik dari tiga acara yang terang benderang dipertontonkan oleh para petinggi Parpol, yaitu pertama, pertemuan pimpinan 4 Parpol tanpa kehadiran petinggi PDIP, yaitu Golkar, Nsadem, PKB dan P3. Apapun alasan pertemuan itu, publik mencurigai adanya ketidakharmonisan dalam tubuh koalisi. Kalau solid, harusnya PDIP harus hadir kan !?.

https://nasional.kompas.com/read/2019/07/25/11390941/pertemuan-ketum-nasdem-ppp-pkb-dan-golkar-sinyal-kekecewaan-koalisi
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/25/11390941/pertemuan-ketum-nasdem-ppp-pkb-dan-golkar-sinyal-kekecewaan-koalisi
Kedua, pertemuan antara Megawati dan Prabowo dengan politik nasi gorengnya Ketua Umum PDIP, tanpa dihadiri oleh Jokowi. Kemudian statement Megwati tentang tidak dikenalnya oposisi dalam ketata negaraan republik ini, seakan memberi pesan akan masuknya Gerinda dalam koalisi KIK.

Ketiga, pertemuan antara Anies Baswedan dengan Surya Palo dengan statement dukungan ke Anies menjadi Capres 2024.

https://monitor.co.id/2019/07/25/gerindra-yakin-dukungan-surya-paloh-ke-anies-bukan-untuk-pilpres-2024/
https://monitor.co.id/2019/07/25/gerindra-yakin-dukungan-surya-paloh-ke-anies-bukan-untuk-pilpres-2024/
Publik membaca adanya ketidakberesan atau tidak solidnya koalisi KIK, dan sangat mungkin sudah retak, keretakannya pelan-pelan semakin besar.

Nampaknya, suara paling keras dana tegas datang dari Parpol Nasdem sendiri yang betul-betul menolak kehadiran Parpol baru dalam koalisi Jokowi-Amin. Adalah Effendi Choire sendiri menegaskan yang kalah tidak ada tempatnya dalam koalisi pemenang, "yang kalah tak pantas gabung koalisi jika minta kursi", detik.com memberitakan.

Ketua DPP Partai Nasdem, Effendy Choirie, menyebut tidak pantas bagi partai oposisi yang ingin bergabung ke koalisi Jokowi untuk meminta jabatan. Katanya, "Argumen seperti itu nggak nalar, itu namanya nggak punya malu."

Demi  Harga Diri atau Kursi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun