Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika SBY-Megawati Bersalaman, Ada Kesejukan dan Kedamaian Indonesia

3 Juni 2019   11:03 Diperbarui: 3 Juni 2019   11:25 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepergian Ibu Ani Yudhoyono kembali ke haribaan Sang Pencipta sungguh mempunyai makna yang sangat mendalam, tidak saja bagi keluarga yang ditinggalkan, utamanya SBY dan anak-anak, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang sungguh sangat berduka.

Kendati suasana duka yang menyelimuti seluruh publik Indonesia, tetapi juga duka tidak selalu bermakna penderitaan, sebab peristiwa duka yang sesungguhnya menggelorakan makna spiritual di setiap sanubari terdalam publik, sebagai peristiwa yang semua orang pasti melewatinya kelak.

Peristiwa kecil tetapi sangat bermakna bagi semua orang bahkan seluruh bangsa di negeri ini adalah ketika Sby dan Megawati berjumpa dan bersalaman sambil tersenyum tulus dan disaksikan oleh semua orang di tempat dimana Ibu Ani Yudhoyono akan dikebumikan.

Sesungguhnya, peristiwa Sby dan Megawati sesuatu yang sangat lumrah dan wajar, sama halnya juga pada saat itu BJ Habibie dan juga Jokowidodo bersalaman dengan Sby sebagai ungkapan duka mendalam sebelum proses penguburan terjadi.

https://www.suara.com
https://www.suara.com

Jepretan kamera para jurnalis yang menjadi viral diseluruh negeri, sungguh memberikan dampak yang sangat mendalam ketika nampak bagaimana Sby dan Megawati bertemu, bersalaman, saling bertatapan, saling tersenyum dan pasti saling menyapa dalam duka yang sedang dialami oleh Sby dan keluarga.

Melihat foto-foto bersalaman itu, sungguh membawa kesejukan dan kedamaian dihati publik republik ini. Seakan Indonesia langsung menjadi teduh dan penuh sukacita melihat bagaimana Megawati menatap mata Sby sambil bersalaman.

Tatapan wajah yang nampak sukacita, tulus dan jauh dari apa yang selama ini begitu dramatis disajikan oleh berita-berita melalui berbagai pemberitaan.

Ada beberapa alasan mendasar mengapa momen bersalaman antara Sby dan Megawati ini, seperti banyak di tulis dan diberitakan oleh media, dianggap bersejarah, antara lain

  1. Peristiwa politik di tanah air sejak reformasi tahun 1998 bergulir dengan kencangnya. Sby pernah menjadi salah satu orang penting dalam Kabinet yang di pimpin oleh Presiden Megawati pada saat itu. Kemudian, dalam kontestasi Pilpres berikutnya, sama-sama berada dalam kompetisi menjadi RI-1, dan sejarah mencatat, setelah Megawati sebagai Presiden ke-5 RI, disusul oleh Sby sebagai Presiden ke-6 selama dua periode. Tidak bisa dihindari pemahaman dan opini publik seakan disana ada semacam "dendam" diantara kedua. Betulkan ada dendam? Adalah Profesor Hendrawan Supraktikno, salah seorang petinggi dalam PDIP mengkonfirmasi kalau sama sekali tidak ada dendam politik  sama sekali diantara keduanya, seperti diberitakan oleh detik.com
  2. Suasana politik saat ini sungguh menegangkan karena proses yang sudah dicapai oleh KPU tentang pengumuman hasil Pilpres, di guguat oleh Capres 02, Prabowo Subianto yang juga menjadi koalisi dari Demokrat di satu sisi, dan PDIP menjadi koalisi dari Capres 01 Jokowidodo -- Ma'aruf. Dampak aksi 22 Mei yang lalu, membutuhkan upaya yang strategis agar diantara masyarakat terjadi rekonsiliasi yang menyejutkan dan mendamaikan semua anak-anak bangsa membangun negeri ini.
  3. Agenda politik negeri ini pasca penetapan pemenang Presiden menjadi sangat strategis untuk melihat kemajuan Indonesia menuju tahun 2024, 2030, bahkan 2045 saat Indonesia memasuki usia 100 sebagai negara berdaulat dan merdeka. Publik sangat sensitif untuk membaca semua kecenderungan politik yang sedang berdinamika. Betul, karena masyarakat tidak ingin bangsa ini semakin mundur, tetapi harus terus maju untuk mengejar berbagai ketertinggalan dibandingkan negara-negara lain.
  4. Momen Sby dan Megawati bersalaman menjadi sebuah teladan atau role model yang dilihat dan disaksikan oleh masyarakat, generasi kini, generasi millenials untuk mencontoh bagaimana para pemimpin bangsa ini menempatkan diri sebagai panutan dalam segala hal. Terutama ketika problem bangsa ini menuntut kearifan dan kerendahan hati dari setiap pemimpin agar NKRI tidak tercabik-cabik.
  5. Tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini tidaklah semakin mudah, dan karenanya konsolidasi dan sinergisitas dari berbagai parpol serta lembaga sosial kemasyarakatan menjadi salah satu kunci untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks, dengan revolusi industri 4.0 dan 5.0, serta penetrasi era disrupsi inovasi dalam segala bidang.

Semuanya hanya bisa dihadapi dan dilewati oleh bangsa ini apabila kesejukan dan kedamaian itu bisa dihadirkan dalam segala situasi dan lapisan masyarakat. Sejuk dan damai menjadi faktor dasar agar setiap anak republik bisa berkarya dan berkinerja tinggi dengan bebas dan menghasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun