Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Manusia Mengklaim "Lebih Tuhan daripada Tuhan"

26 April 2019   09:37 Diperbarui: 26 April 2019   17:47 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keduanya bukan teolog yang berkecimpung tentang ilmu teologia, namun rasa ingin tahu dan pergumulan mereka bagaimana manusia mengelola diri sendiri, semacam Manajemen Pengembangan Diri, sesungguhnya menjadi semangat atau keinginan mereka berdua mengabarkan kebenaran Illahi untuk mendorong orang menjalani hidup yang bermakna dan berarti bersama Tuhan Allah.

Salah satu buku yang mereka hasilkan berjudul God is in The Hard Stuff, atau terjemahan bebasnya adalah "Tuhan ada dalam perkara-perkara Sulit", yang menjelaskan refleksi pribadi dan pengalaman mereka memahami bagaimana campur tangan Tuhan didalam hidup manusia.

Dan mereka berdua sampai pada kristalisasi perenungan yang nampaknya memberikan semangat dan keteguhan iman bagi siapa aja yang percaya, bahwa Allah ada dan memahami seluruhnya tentang hidup, bahkan semua persoalan Anda:

Ia tahu...saat keadaan anda dalam suasana tenang
Ia tahu...saat anda dalam kekurangan dan kekhawatiran
Ia tahu...saat semua harapan hilang
Allah mengasihi anda dalam situasi apapun:
Ketika mengalami kesulitan finansial
Ketika dokter menyampaikan kabar buruk
Ketika orang yang dikasihi meninggal
Ketika hari-hari susah dan melelahkan

Tuhan Allah memberi semangat dan menuntun Anda melewati kesulitan kecil hingga kekacauan besar didalam hidup yang dialami. Dan didalam situasi apapun dan kesulitan serta pergumulan apapun, Ia sangat Illahi akan menunjukkan kasih-Nya!

Lebih dalam lagi refleksi sekaligus menegaskan bahwa Tuhan adalah Tuhan dan anda bukan Tuhan.

Persamaan non-kontroversial dari akibat wajar atas hal itu adalah :

  • Tuhan mengetahui lebih banyak daripada yang anda ketahui.
  • Tuhan lebih banyak tahu tentang diri anda daripada anda ketahui atas diri sendiri.
  • Tuhan tahu sifat bawaan anda yang harus dikembangkan dalam hidup anda. Sudahkah anda mencapainya?

Pemahaman ini menjadi sangat penting dan mendasar, untuk menyadarkan manusia agar tidak lagi merasa lebih Tuhan daripada Tuhan sendiri, yang berimplikasi bahwa sesungguhnya dirinya sendiri diakuinya sebagai Tuhan. Ini fatal dan berbahaya, karena sikap yang akan diambil adalah otoritas Tuhan diambilnya untuk mengelola hidupnya sendiri. Karena dia merasa tuhan atas dirinya sendiri.

III. Manajemen Pengembangan Diri, MPD

Implikasi mendalam tentang refleksi ini menuntun setiap orang untuk mengalami perubahan dan peningkatan diri sendiri agar tidak mengalami tekanan-tekanan yang tidak berguna hanya karena mengklaim dirinya adalah "Tuhan atas dirinya sendiri", sementara Tuhan yang sesungguhnya tidak dilibatkan karena tidak mengakuinya, barangkali.

Munculnya sikap merasa lebih tuhan daripada Tuhan sendiri merupakan konsekuensi logis dari sikap manusia yang ambisius dalam segala hal, sehingga terlena dengan hidup nyaman dan tujuan ingin menjadi kaya. Inilah yang harus dilatih dan dikelola dalam konteks Manajemen Pengembangan Diri agar diri ini memiliki sifat yang benar :

  1. Kita ingin menunjukkan murah hati - yang mengimplikasikan bahwa kita harus mempunyai kekayaan sehingga kita dapat memberi kepada orang lain.
  2. Kita akan mengembangkan rasa rendah hati - yang berarti kita harus lebih dahulu mendapatkan sesuatu yang besar untuk bisa merasa rendah hati.
  3. Kita ingin dilihat bersyukur - yang memberi kesan bahwa Tuhan, telah begitu baik kepada kita sehingga kita dapat membalas dengan penghargaan.
  4. Kita ingin terlihat mempunyai kepuasan - yang menandakan bahwa kita diberi kemudahan.

Itu sifat bawaan manusia normal, namun bagaimana jika Tuhan menyatakan bahwa kita perlu meningkatkan sifat bawaan yang berbeda? Bagaimana bahwa Tuhan siap membimbing kita untuk mencapainya melalui keharusan memperjuangkannya bahkan harus melalui penderitaan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun