Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buku | Missing 40% dan Produktivitas Generasi Milenial

24 April 2019   20:35 Diperbarui: 24 April 2019   21:19 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Buku berjudul "The Missing 40 percent -- Filling the Gap between Ordinary and Superior Individual & Organizational Productivity" yang ditulis oleh  Gde Suardhika, yang merupakan kumpulan artikel dalam blognya, dan menjadi sebuah gagasan yang bulat dan utuh berbicara panjang lebar tentang produktifitas untuk mengisi kehidupan melalui pekerjaan yang ditekuni di generasi milenial.

Generasi Milenial 

Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran Mileneal ini hingga awal 2003 sebagai akhir kelahiran. Milenial pada umumnya adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers atau Gen-X yang lahir semasa dan beberapa tahun sehabis Perang Dunia II.

Milenial kadang-kadang disebut sebagai "Echo Boomers" karena adanya 'booming', yaitu peningkatan besar kembali, tingkat kelahiran di tahun 1980-an dan 1990-an.

Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital.

Di sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan.

Masa The Great Recession memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka panjang yang merusak generasi ini.

Memang benar bahwa setiap generasi harus menghadapi masalah finansial yang berbeda. Meski sebenarnya sejak dulu, inti dari persoalan finansial pribadi tidak banyak berubah.

Tapi jika dibanding generasi orangtua kita, mungkin generasi milenial sekarang ini mengalami kondisi semakin sulit, salah satunya karena gaya hidup yang berbeda dengan zaman dulu, sebagai contoh jika dulu berutang pada tetangga, sekarang utang kartu kredit.

Menjadi perlu dan urgent mengarahkan pada salah satu cara untuk membantu menghadapi kondisi yang semakin sulit bagi generasi milineal dalam berusaha menghasilkan pemasukkan finansial.

Buku Missing 40%

Sebuah buku yang masih baru (Januari 2019) berjudul "The Missing 40 percent - Filling the Gap between Ordinary and Superior Individual & Organizational Productivity" yang ditulis oleh  Gde Suardhika.

Ada banyak topik menarik dan menantang disajikan dalam buku ini, terutama yang sangat bermanfaat bagi generasi milenial tentang pemahaman akan makna dari pekerjaan dan produktifitas yang hilang.

Misalnya pembahasan menarik tentang topik "Pekerjaan Penting Apa Itu?" ( 121), yang secara substantif bila diringkas dan dirangkum, maka intinya adalah :

Bahwa pekerjaan penting itu biasanya mendesak dengan dead line, yang sering menimbulkan stres. Bagi mereka yang mendapat tugas mendesak sebaiknya mengetahui prioritas mana yang lebih penting diselesaikan.

Dalam menyelesaikan suatu tugas akan memberikan dampak, baik bagi organisasi, juga bagi diri pribadi:

  1. Dampak dalam area personal bisa terkait dengan tujuan hidup atau pemenuhan peran personal dalam kaitan dengan keluarga ataupun masyarakat. 
  2. Dampak dalam organisasi, dapat dilihat dengan seberapa terkaitnya pekerjaan tersebut dengan pencapaian target.

Pada bagian awal buku ini, membahas tuntas tentang Manajemen Pengembangan Diri (MPD) yang lebih menekankan pada proses membentuk tujuan hidup  daripada format tujuan hidup itu sendiri.

Menyimak pada sifat-sifat generasi milineal yang lebih independent:

Millenneals 'considered work something to do, not somewhere to go. As long as they achieve what they need to they are not worried about being seen to do it at their desks

Hasil sebuah oleh Walker di USA memperlihatkan sebuah temuan penemuan yang mengatakan:   

In fact, the research found that younger workers were far more willing to challenge managers and were undeterred by traditional hierarchy. Walker said he was trying to help 'Boomer' and 'Xer' managers to understand the new attitude and not get frustrated by it. Much of what the workers were demanding, he said, such as work-life balance, personal development, exciting jobs and motivating managers, would be welcomed by older workers as well. But the clash of values was causing friction in offices. 

Relevansi buku "The Missing 40%" bagi milenials dan juga bagi generasi X, generasi yang lebih tua, nyata sekali untuk menyimak lebih mendalam atas  banyak acuan untuk solusi "work-life balance, and personal  development".

Semakin pentingnya bagi seorang pimpinan dan manajer senior (tentu juga bagi manajer milneal)  mengerti makna pencapaian pribadi tujuan menyelesaikan tugas dan bekerja dengan "baik" melalui acuan produktivitas diri.

Selain manfaat buku ini bagi generasi X; bagi generasi milenial kiranya dapat mendapat manfaat untuk pencapaian salah satu cara peningkatan produktivitas diri unutk kebebasan pribadi mencapai kebahagian berkarya. Semoga!

Material utama artikel ini dikirimkan oleh seorang sahabat baik, Ludwig Suparmo, Seornag Lead Trainer di Value Consult untuk Crisis, Issue, and Risk Management; Compliance Management, Conflict Management, dan: NoStress Management

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun