Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menguasai "Core Competences", Pintu Utama menuju Profesional

4 April 2019   12:52 Diperbarui: 5 April 2019   20:53 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.saint-gobain.com/en/commitments/saint-gobains-csr-commitments/encourage-employees-professional-growth

I. Mandiri dan Profesional

Setiap orang menginginkan menjadi seseorang yang mandiri dalam menjalani dan mengisi hidupnya, tidak tergantung pada orang lain. Menjadi orang yang mandiri, hanya mungkin terjadi apabila memiliki kompetensi dasar atau core competence.

Sesungguhnya, setiap orang menjalankan kegiatannya dari hari ke sehari karena dia memiliki apa yang disebut dengan kompetensi inti. Sebab tanpa itu maka seseorang tidak bisa berbuat apa-apa sama sekali, sehingga hidup menjadi tidak memiliki makna, hidup yang hampa, dan tentu saja akan menjadi kesia-siaan di akhirnya.

Perhatikan seorang supir angkutan kota, "angkot", yang membawa penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya sepanjang hari, merupakan contoh orang yang memiliki kompetensi dasar, yaitu Supir Angkot. Sebab tidak semua orang bisa menjadi seorang supir angkot.

Lihat seorang "tukang taman" yang terus berkeliling menawarkan jasanya untuk membersihkan taman dirumah-rumah. Ketika dia diberikan kesempatan, maka dalam waktu yang sangat yang tidak lama taman rumah bisa bersih, rapi, dan indah. Dia memiliki kompetensi untuk membersihkan taman, yang tidak semua orang memilikinya.

Ketika Anda mempunyai langganan tetap bertahun-tahun untuk makan soto ayam, atau baksa urat di warung soto dan warung bakso, maka Anda sedang menikmati jasa Tukang Soto dan Tukang Bakso yang memiliki kompetensi dasar membuat soto dan bakso yang sangat enak.

Supir angkot, Tukang taman, Tukang Soto dan Bakso merupakan contoh konkrit orang yang mandiri dalam hidupnya karena memiliki "Core Competense" yang dibutuhkan pasar, atau orang orang di lingkungannya.

II Apa yang dimaksud kompetensi?

Dengan melihat apa yang dilakukan oleh Supir Angkot, Tukang Taman, atau Tukang Soto, sebenarnya tidak terlalu sulit memahami apa yang dimaksudkan dengan kata atau terminologi kompetensi itu.

Kompetensi itu merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia yang dapat ditunjukkan dengan karya, pengetahuan, ketrampilan, perilaku, sikap, motif dan/atau bakatnya yang ditemukan secara konkrit ketika seseorang melakukan sesuatu maupun menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapi.

Didalam prakteknya sering sekali istilah kompetensi ini untuk menjelaskan dan bahkan  dapat membedakan antara orang-orang yang tergolong sukses dan orang-orang yang masuk dalam golongan biasa-biasa saja di tempat kerja.

Prof Ganesh Shermon didalam sebuah buku teks yang ditulisnya berjudul Competency based Human Resources Manahgement (2010) menjelaskan bahwa:  a competency is an underlying characteristic of a person, which enables him to deliver superior performance in a given job, role or a situation.

Dalam rumusan seerhananya dapat dikatakan bahwa Kompetensi itu merupakan karakteristik dasar yang harus dimiliki seseorang, yang memampukannya mewujdukan performance unggul dan terbaik dalam pekerjaan yang diminati. Oleh karenanya, harus difahami bahwa kompetensi ini sangat pribadi karena melekat langsung dalam diri diri seseorang dan tidak bisa ditransfer begitu saja.

Dalam sejumlah literature difahami bahwa kompetensi ini mencakup apsek-aspek kunci yaitu:

  1. Motif.
  2. Sifat/ciri bawaan.
  3. Konsep diri.
  4. Pengetahuan.
  5. Keterampilan.

Kelima aspek akan terintegrasi dalam diri seseorang ketika dia akan menghadapi masalah atau menyelesaikan sebuah proyek, pekerjaan secara tuntas. Artinya, aspek skill saja tidak cukup, tetapi harus dibarengi dengan motif yang bernar dan pengetahuan yang cukup tentang pekerjaan yang dilakukan.

Dalam praktek sangat mungkin terjadi seseorang begitu terampilan dalam melakukan sebuah pekerjaannya tetapi mitifnya tidak benar, atau self imagenya salah, maka kompetensi yang diinginkan tidak memadai.

Seseorang yang mememiliki kompetensi cenderung berperilaku secara profesional, dalam pengertian memiliki dedikasi yang kuat, utuh dan tanpa pamrih dan melakukannya tanpa batas. Mereka sangat setia kepada profesi yang dikuasainya.

III. Era Revolusi Industri 4.0 menuntut Kompetensi

Menjalani  Revolusi Industri 4.0 dengan Era Disrupsi saat ini yang mengandalkan penguasaan teknologi informasi, digitalisasi dan cyber, setiap karyawan bahkan setiap orang yang ada dalam perusahaan atau organisasi dituntut untuk memeliki kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan.

Untuk itu, maka Universitas dan Perguruan Tinggi serta lembaga-lembaga pendidikan lainnya dituntut untuk melakukan perubahan dalam menyelenggarakan proses pendidikan atau pembelajaran bagi siswa dan mahasiswanya.

Tuntutan perubahan yang harus dilakukan adalah bagaimana cara agar lulusan-lulusannya tidak lagi siap dilatih tetapi harus siap bekerja di perusahaan, di pabrik, dikantor jasa dan sebagainya.

Proses pembelajaran tidak bisa lagi hanya mengandalkan untuk sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi lebih daripada itu. Harus bisa membentuk kompetensi yang dituntut oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri. Tuntutan ini menjadi sangat mendesak dan penting, sehingga setiap lembaga perguruan tinggi harus segera berubah. Bila tidak maka yang akan terjadi adalah munculnya lembaga-lembaga vokasi, training, sertifikasi dan sebagainya. Dan pada akhirnya, Perguruan Tinggi, Universitas akan ditinggalkan dan akan menjadi sebuah "museum" saja.

Era Revolusi Industri 4.0 membutuhkan calon-calon karyawan yang memiliki sertifikasi kompetensi yang dibutuhkan sesuai bentuk dan format perusahaan dan manufaktur yang dikelolanya.

Maka arah dinamika dan perubahan sistem pendidikan yang dibutuhkan dimasa depan adalah yang menawarkan sertifikasi kompetensi bagi setiap siswa atau mahasiswa.

IV. Miliki 7 Kompetensi Inti.

Kebutuhan akan tenaga tenaga yang memiliki kompetensi ini akan terus berkembang dan bertumbuh tanpa batas. Karena DUDI juga terus berubah. Dan kareanya setiap orang harus terus belajar dan menyesuaikan diri.

Salah satu hasil kajian yang dilakukan oleh Bunny Robinson, dalam sebuah artikelnya menemukan terdapat 7 Kompetensi Inti yang sangat diperlukan agar berhasil  di semua lini manajamen dalam sebuah perusahaan.

Dia menegaskan bahwa untuk eksekutif yang ingin unggul dalam pekerjaannya saat ini dan hendak meningkatkan dan memajukan karir jangka panjangnya harus mengusai tujuh buah kompetensi yang membedakan pemimpin yang sangat efektif.

  1. The ability to inspire and motivate others.
  2. Convey high integrity and honesty.
  3. The ability to analyze issues and problem solve.
  4. Drives for results
  5. Strong communication skills
  6. Teamwork and collaboration
  7. Technical and professional expertise

1. Kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain.

Dari manajemen lini menengah hingga tingkat senior, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi mereka yang berada di bawah kepemimpinannya, dan dalam beberapa kasus, mereka yang berada di atasnya dalam hierarki organisas.

Dengan menampilkan karakteristik visi,  mampu mengomunikasikan gambaran yang jelas tentang masa depan kepada tim, Relationship Building baik satu lawan satu dan dengan anggota tim melalui menjadi pendengar yang hebat dan menciptakan ikatan emosional, Penggerak Utama Hasil yang menjadi panutan bagi tim untuk melakukan hal-hal dengan "cara yang benar" dalam pengejaran terfokus untuk mencapai tujuan yang ditetapkan untuk unit tepat waktu, dan Ahli Antusias yang akan menampilkan semangat untuk organisasi dan pekerjaan yang dilakukan, seperti serta menawarkan bimbingan yang kuat dari sumur yang mendalam dari keahlian.

2. Sampaikan integritas dan kejujuran tinggi.

Seseorang yang ingin dianggap sebagai pemimpin yang luar biasa di organisasinya juga harus menunjukkan karakteristik integritas dan kejujuran yang tinggi.

Untuk menciptakan rasa hormat, kepercayaan, dan bahkan kekaguman di antara anggota tim lainnya, seseorang haruslah orang yang beroperasi dari dasar prinsip-prinsip moral yang kuat, karakter yang baik, dan kejujuran.

Pemimpin ini akan membangun dan menunjukkan reputasi ketulusan, kejujuran, dan kepercayaan.

3. Kemampuan menganalisis dan pemecahan masalah.

Pemimpin yang luar biasa unggul dalam menganalisis masalah dan penyelesaian masalah dengan menggunakan sistem dan praktik yang terbukti untuk menganalisis secara sistematis informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.

Selain itu, ia akan terbuka untuk mendengar dari anggota tim lain dan pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan pemikiran dan keahlian mereka.

Pemimpin ini akan terbuka terhadap gagasan dan taktik baru yang mungkin dapat digunakan untuk membedakan pola dan tren dalam data yang kompleks dan menggunakan informasi ini untuk memetakan langkah-langkah untuk menangani situasi untuk kepentingan tim dan organisasi.

4. Drive untuk hasil

Salah satu kompetensi yang selalu menonjol adalah pemimpin yang dapat secara konsisten memenuhi tujuan, komitmen, dan tenggat waktu.

Dia menetapkan tujuan yang jelas untuk diri mereka sendiri dan tim mereka, mendapatkan masukan dari semua pihak yang terlibat untuk membuat rencana, dan kemudian melakukan segala yang mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Ketika digabungkan dengan keterampilan hubungan yang hebat, kecakapan ini memiliki kemampuan untuk menginspirasi anggota tim lainnya untuk memberikan upaya maksimal mereka juga.

5. Keterampilan komunikasi yang kuat

Kompetensi yang benar-benar dapat membedakan Anda sebagai seorang pemimpin adalah memiliki keterampilan komunikasi yang hebat.

Kemampuan untuk menggunakan kecakapan verbal dan tertulis yang kuat dengan cara yang memberikan informasi kepada orang lain dengan cara yang jelas, terorganisir, dan ringkas akan berfungsi untuk meningkatkan produktivitas di tim Anda.

Seorang komunikator yang kuat dapat membantu anggota tim untuk memahami bagaimana kontribusi mereka bermanfaat tidak hanya bagi tim, tetapi juga organisasi yang lebih luas.

Selain itu, seorang komunikator yang kuat dapat menciptakan hubungan yang produktif dengan departemen lain, membuat organisasi lebih kuat secara keseluruhan.

6. Kerja tim dan kolaborasi

Seorang pemimpin yang baik tidak hanya memiliki kemampuan untuk memimpin timnya sendiri menuju sukses, tetapi juga untuk memupuk kolaborasi dan kerja tim dengan para pemimpin lain dan tim mereka dalam suatu organisasi.

Mereka menawarkan bantuan kepada departemen lain yang sesuai, dan berupaya mengembangkan semangat kerja sama untuk kebaikan yang lebih besar.

Pemimpin ini juga mahir dalam menghilangkan halangan untuk kerja tim dan kinerja sambil memperjuangkan suasana kesuksesan individu dan kelompok.

7. Keahlian teknis dan profesional

Para pemimpin yang menampilkan keahlian teknis dan profesional memiliki kredibilitas dan mendapatkan rasa hormat dari rekan tim dan kolega mereka karena pengetahuan mereka yang luas tentang masalah, masalah, dan solusi di bidangnya.

Mereka dicari saran, pendapat, dan bimbingan sambil berkontribusi secara signifikan untuk tim mereka mencapai tujuannya. Para pemimpin ini membuat titik untuk tetap up to date pada kejadian terbaru, tantangan, dan inovasi yang terjadi di bidang mereka dan menerapkan pengetahuan itu dalam pekerjaan mereka yang menghasilkan kesuksesan bagi organisasi.

Walaupun masih sangat banyak jenis jenis kompetensi yang dapat membantu Anda menjadi pemimpin yang lebih baik dan sukses, tetapi fokus pada pengembangan tujuh buah kompetensi inti ini akan menempatkan Anda pada cara yang efektif, dihormati, dan diposisikan untuk pertumbuhan dan promosi di perusahaan tempat kerja Anda!

Don't aim for success if you want it; just do what you love and believe in, and it will come naturally. – David Frost

Yupiter Gulo, 4 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun