Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Siapa Mau Pilih 49 Caleg Mantan Napi Koruptor?

31 Januari 2019   12:56 Diperbarui: 1 Februari 2019   07:33 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua dan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan nama-nama caleg mantan narapidana di Media Center KPU Jakarta, Rabu (30/1/2019). KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

(Cek nama-nama caleg bekas narapidana korupsi di Pemilu 2019 di sini)

Siapa Mau Pilih Caleg Mantan Napi Koruptor?
Pada akhirnya, keputusan terakhir ada di tangan pemilih, masyarakat yang mempunyai hak pilih. Apakah mau memilih mereka yang termasuk 49 orang atau tidak.

Upaya KPU untuk menyiarkan melalui berbagai media, situs, dan publikasi harus didukung oleh seluruh rakyat, seluruh lapisan dan komponen pemangku kepetingan bagi masa depan Indonesia. Dengan cara ikut menyebarkan informasi tentang 49 orang ini dan pemilih memiliki informasi yang memadai sebelum menjatuhkan pilihan.

Lama menjadi perbincangan publik, bahwa mereka yang menjadi mantan koruptor, disadari tidak akan berubah sikap dan perilakunya. Dan kalau mereka ada di dalam legislatif maka sangat mungkin akan mengulangi kejahatannya untuk mengkorupsi.

Indonesia menghadapi peperangan melawan korupsi dan para koruptor karena kejhatannya sangat merusak masa depan dari bangsa dan negeri ini. Harusnya mereka malu untuk mencalonkan diri lagi menjadi caleg, tetapi memang dasar moral dan mentalitas sudah tidak ada maka mereka tetap gagah berani tampil menjadi calon wakil rakyat di lembaga terhormat.

Harus dicermati, bangsa ini jangan kecolongan lagi agar tidak menjadi penghambat proses, dan perkembangan pembangunan yang sedang giat-giatnya dikerjakan oleh pemerintah.

Perang Terhadap Koruptor!
Tidak ada lagi jalan lain selain melawan habis para koruptor itu sendiri maka bangsa dan negeri ini akan cepat berubah menjadi negara yang maju dan bertumbuh cepat menyamai negara-negara lainnya.

Budaya melawan dan berperang terhadap kebiasaan korupsi harus dikembangkan sejak dini. Tidak saja di lingkungan kerja, tetapi juga di lingkungan keluarga, lingkungan RT, RW, dan Kelurahan. Bahkan di lembaga-lembaga keagamaan yang seharusnya menjadi benteng utama melawan nafsu dan kebiasaan korupsi.

Semoga pesta demokrasi 17 April 2019 dijadikan pintu utama oleh seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia yang bebas korupsi dimulai dari memilih legislatif yang bersih. Agar masa depan bangsa ini juga bersih dan gemilang.

YupG, 31 Januari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun