Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Refleksi Minggu|Tuhan Menjawab Doa Anda dengan 4 Cara

4 November 2018   22:23 Diperbarui: 4 November 2018   23:16 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.iglesiasandanielcomboni.com/la-mejor-postura-corporal-en-la-oracion-descubrela-la-ideal-para-ti/

Doa atau berdoa selalu difahami dalam konteks hubungan antara manusia dengan Tuhan yang diyakininya, dimana manusia merasakan hubungan itu dalam kegiatan doa atau berdoa. Saat seorang manusia berdoa maka pada saat itu  dia merasakan terhubungan bahkan berada bersama dengan Tuhan itu. Dengan demikian, apapun bisa disampaikan langsung kepada Tuhan.

Doa atau berdoa pada umumnya cenderung berisi permohonan, permintaan kepada Tuhan tentang apa yang dibutuhkan oleh seseorang yang berdoa. Yang namanya permintaan, pastilah doa itu menjadi daftar permintaan kepadaTuhan agar dipenuhi. Mulai dari kebutuhan sepele sampai kebutuhan yang besar, bahkan permohonan pengampunan atas kesalahan dan dosa-dosa yang diperbuatnya untuk dihapuskan.

Permintaan dan daftar permohonan itu tentu saja bisa difahami dan dimengeti. Karena manusia meyakini bahwa Tuhan yang diyakini, dan disembah itu adalah "seorang Bapak Yang Baik" yang akan memperhatikan dan memenuhi permohonan anak-anaknya.

Didalam salah satu KItab Injil, yaitu Injil Lukas di pasal 11 pada ayatnya 11 sampai 13, keyakinan ini diungkapkan dengan bunyi "Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Ayat inilah yang menjadi dasar yang kuat dan keyakinan iman orang percaya bahwa Allah itu merupakan bapak yang baik kepada anak-anaknya. Sehingga apapun yang anak-anaknya minta akan dipenuhinya.

Tetapi, pertanyaan kritisnya adalah apakah betul seorang Bapak pasti memenuhi semua permohonan anak-anaknya?

Bila dalam konteks sebagai seorang bapak, harusnya seorang bapak memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya, tetapi bukan dengan cara anak-anaknya meminta, tetapi akan dipenuhi dengan cara dan waktunya si Bapak. Ini juga menjadi dasar pemahaman bahwa Tuhan akan memenuhi setiap permintaan doa anak-anakNYA yang meminta, tetapi dengan cara dan waktunya Tuhan.

Artinya, Tuhan sendiri memiliki pertimbangan kunci saat memenuhi permonitaan anak-anakNYA itu. Petimbangan inilah yang banyak orang tidak faham dengan baik, sehingga sering merasakan bahwa Tuhan tidak peduli kepadanya, tidak menjawab doa-doanya sehingga sangat mungkin dia akan berbalik dan meninggalkan Tuhan.

Paling tidak ada 4 cara Tuhan menjawab permohonan do dari seseorang dengan tujuan yang berbeda-beda sesuai kehendakNYA Tuhan.

1. Apabila permohonan Anda tidak tepat, Tuhan berkata tidak.

Banyak orang berdoa meminta sesuatu yang tidak tepat  sesuai kebutuhannya. Meminta sesuatu yang tidak cocok dengan keadaannya, maka dipastikan Tuhan tidak akan memenuhinya. Katakanlah, bahwa sama saja seperti orangtua yang berkata "tidak" pada anak-anak mereka demi seratus alasan yang baik untuk anak mereka yang merengek mengajukan permintaan.

Disinilah persoalan yang dihadapi orang yang merasa doanya tidak dipenuhi oleh Tuhan dan merasa diperlakukan tak adil oleh Tuhan, dan seakan menuntut penjelasan dari Tuhan sendiri. Mari ingat dengan sungguh-sungguh, bahwa mansuai tidak setara dengan Tuhan, dan oleh karena itu Tuhan tidak berkewajiban memberikan penjelasan kepada manusia alasannya mengapa doanya tidak dikabulkan dengan cara manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun