Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin yang (Merasa) Sibuk, Bukanlah Seorang Pemimpin

9 Oktober 2018   17:30 Diperbarui: 10 Oktober 2018   11:57 2409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Terjadi ketika Pemimpin Sibuk?

Bila ada seorang pemimpin mengatakan bahwa dia sangat sibuk maka sesungguhnya dia bukan seorang pemimpin.  Artinya seorang pemimpin tidak penah sibuk, sebab kalau dia sibuk maka dia tidak sedang memimpin, padahal tugas dan tanggungjawabnya adalah memimpin.

Inilah sebuah impression atau lebih tepat conclusion dari sisi psikologi seorang pemimpin ketika membaca keseluruhan buku "agak jadul - 1999" berjudul LEADERSHIP A to Z, yang di susun dengan sangat praktis dan sederhana, artinya gampang dimengerti dan mudah dilaksanakan, oleh James O'Toole.

Menarik sekali isi buku ini, karena semua pemahaman dasar, persoalan bahkan praktek-praktek Kepemimpianan disentuh mulai dari huruf A, B,... dan seterusnya dan berakhir di huruf Z. Kesimpulan yang saya dapatkan klimaksnya mulai huruf X,Y dan Z.

Banyak para executive, CEO dan para manajer yang dalam kesehariannya lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaga serta pengetahuannya dengan menyibukkan diri dengan hal-hal rutin, teknis administratif atau semacamnya. Dan yakinlah, bahwa ketika merasakan sibuk luar biasa maka dia menganulir, mengeliminasi dan menghilangkan tugas dan tanggungjawab serta peran sebagai pemimpin itu.

Dipastikan bahwa banyak korporasi gagal, atau kinerjanya tidak maksimal bahkan tidak optimal gara-gara pemimpinnya sibuk, kemudian tidak ada yang memimpin.  Sehingga, kehilangan kepemimpinan.

Dan Anda harus faham bahwa ketika kepemimpinan hilang maka segala sesuatu bisa terjadi, jalannya organisasi bisa alias miring, menukik kebawah, sumberdaya mubazir tidak keruan, budaya korporasi menjadi longgar, disiplin kerja ditabrak habis-habisan. Semua terjadi saat pemimpinnya sibuk dan sibuk.

Fakta dan berbagai hasil penelitian yang sudah teruji menunjukkan bahwa yang membedakan perusahaan atau organisasi yang berhasil dengan perusahaan yang gagal, terletak pada efektifitas leadership yang dijalankan oleh seorang Leader. 

Perusahaan akan berhasil kalau fungsi kepemimpinannya tidak pernah hilang dan kosong tetapi selalu menyala, selalu online dan dirasakan oleh semua orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, kegagalan sebuah korporasi sangat mungkin penyebab utamanya ketika kehilangan fungsi leadership dalam perusahaan sering terjadi. Artinya leader-nya sangat sibuk sehingga tak punya waktu untuk memimpin.

Checklist What Leaders Do

Kegagalan seorang pemimpin, tidak mampu membuat perbedaan dan perubahan kearah yang diinginkan organisasi, oleh karena ketidaktahuannya tentang apa yang harus dilakukan dan dikerjakan setiap saat. 

Sehingga, sangat mungkin yang dilakukannya adalah sesuatu yang bukan tugasnya sebagai seorang pemimpin, tetapi sesuatu yang seharusnya merupakan tugas stafnya, karyawannya atau pekerjaan orang lain.

Paling tidak ada  7 kelompok tugas seorang pemimpin yang bisa menjadi pedoman dalam menghadirkan fungsi dan peran kepemimpinannya dalam organisasi.

Pertama, Tugas Menetapkan Arah.

Seorang pemimpin harus memahami dengan benar, jelas, tegas, dan tidak abu-abu tentang arah atau tujuan yang hendak dituju, dicapai dan diwujudkan. Semua orang dalam organisasi bekerja, berakfifitas dan berinovasi hanya dan satu-satu hanya untuk menuju tujuan yang ditetapkan. Arah yang dituju akan menjadi patokan apakah ada perubahan dan pergeseran keadaan menuju dan mendekati tujuan utama. 

Secara praktis ada 6 hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu :

  • Memilih tim kepemimpinan
  • Mendengarkan pengikut dan kemudian mengidentifikasi kebutuhan mereka
  • Membuat visi bersama dan menilai
  • Mambangun kasus dan untuk perubahan
  • Menghubungkan perubahan dengan kebutuhan pengikut
  • Menciptakan harapan

Kedua, Tugas Mengubah Perilaku

Mengubah perilaku berarti membangun budaya organisasi yang kuat sebagai salah satu sumber energi dan kekuatan suatu perusahaan. Semua orang yang ada dalam organisasi perilakunya harus menjadi bagian dalam proses memperjuangkan dan mewujudkan pencapaian tujuan atau target. 

Ingat, persoalan yang paling banyak dalam organisasi adalah dari penyimpangan perilaku setiap karyawan. Penyimpangan perilaku sebagai indikator seseorang belum menghayati apa yang menjadi arah dan target perusahaan.

Untuk itu, ada 5 hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengarahkan perilaku karyawannya, yaitu

  • Memberikan tantangan, tarik ulur, dan motivasi
  • Menjelaskan dan mengarahkan perilaku yang sesuai dan dibutuhkan
  • Membuat setiap orang bertanggungjawab
  • Memberikan penghargaan, merayakan, dan merangsang perilaku positif
  • Menghukum perilaku yang tidak sesuai

Ketiga, Tugas Menyediakan Balas Jasa

Balas jasa tidak sekedar dalam bentuk gaji setiap bulan saja yang diberikan kepada karyawan, tetapi secara totalitas mengekspresikan apresiasi terhadap seluruh kinerja dan performa setiap orang. Ini sangat menentukan untuk tetap mengarahkan setiap orang bekerja dengan penuh semangat menuju target.

Ada 4 hal yang bisa menjadi pedoman untuk dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu

  • Menciptakan metriks yang sesuai yang berfokus pada hal-hal yang mendasar dan esensial
  • Menetapkan dan mengharuskan batasan, mendefinisikan tingkat pemberdayaan
  • Mengurangi rasa takut terhadap kegagalan dan pengambilan resiko
  • Menghargai pembelajaran, eksperimen dan inovasi

Keempat, Tugas Berkomunikasi

Komunikasi merupakan salah satu fungsi kunci dan mendasar yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Banyak pemimpin gagal memimpin karena ketidakmampuannya berkomunikasi dengan baik dan benar serta efektif.

Ada 7 hal penting yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengefektifkan tugas berkomunikasi ini, yaitu :

  • Mengkomunikasikan tujuan perusahaan atau organisasi
  • Berkorban atau membuat komitment
  • Melatih dan mengajar
  • Menghidupkan nilai-nilai organisasi dan mempraktetkan integritas
  • Berbicara dengan konsisten, meletakan dasar-dasar kepercayaan
  • Menggunakan simbol yang sesuai dan nilai universial
  • Mengembangkan iklim untuk perbedaan pendapat

Kelima, Tugas Berfokus pada Kinerja

Harusnya semua aktifitas yang dikerjakan dalam sebuah organisasi, mulai dari hal-hal yang kecil hingga hal-hal yang besar, harus berfokus pada pencapaian tujuan organisasi. Semua kegiatan yang tidak mengarah pada kinerja maka harus dihindari karena hanya menghabiskan sumberdaya organisasi.

Ada 4 point yang menjadi acuan praktis bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan pada seluruhnya kinerja organisasi, yaitu :

  • Merangkai kembali tantangan organisasi, mendefinisikan ulang kenyataan bisnis
  • Menciptakan rasa urgensi
  • Menghubungkan metrik kepada kinerja
  • Memerangi rasa puas diri, memberikan energi pada organisasi

Keenam, Tugas Merancang Arsitektur yang Sesuai

Richard T Daft dalam bukunya Leadership (2017), disalah satu Chapternya, membahas bahwa salah satu tugas seorang pemimpin adalah sebagai Arsitek Sosial, yang merancang dan merencakan serta melaksanakan bagaimana konstruksi hubungan antara orang dengan orang dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Dimaksudkan agar semua interaksi yang ada, mengarah dan menuju kepada pencapaian tujuan utama dan penciptaan kinerja yang terbaik.

Untuk itu ada 6 point yang menjadi tindakan sebagai acuan seorang pemimpin, yaitu :

  • Menyediakan sumber daya, termasuk didalamnya wewenang dan kekuasaan
  • Menciptakan kondisi dimana orang-orang lain dapat memimpin
  • Menciptakan kesesuaian antar strategi, struktur dan proses
  • Mempraktekkan penyertaan, menunjukkan rasa hormat untuk para pengikut
  • Hadir dan terlibat di tengah-tengah organisasi
  • Mengembangkan kekuatan istimewa kepemimpinan, baik para pengikut dan penerusnya

Ketujuh. Lain-lain

Dipastikan bahwa peran dan fungsi seorang pemimpin akan terus berkembang dan bertumbuh seiring dengan perubahan dan kemajuan yang terus terjadi. Mau tidak mau, seorang pemimpin harus menyesuaikan diri agar mampu membawa perubahan dan perbedaan yang signifikan dalam kehidupan perusahaan.

  • Dengan aktif memimpin ke atas, ke luar, dan kesamping bahkan ke bawah
  • Mendelegasikan dan menyingkirkan

Seseorang  yang berada pada posisi sebagai seorang Leader harus sungguh-sungguh menyadari, memahami dan melaksanakan dengan penuh dedikasi, tanggungjawab dan refleksi setiap hari. Tidak banyak orang berada pada posisi sebagai seorang pemimpin dalam organisasi, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan organisasi itu.

Pada dirinya sendiri, seorang pemimpin menjadi representasi, cerminan dan gambaran utuh keseluruhan eksistensi organisasi yang dimpimpinnya, sehingga kesalahan dan penyimpangan perilaku seorang pemimpin akan mencederai dan menyakiti serta merusak organisasi itu sendiri.

Yupiter Gulo, 9 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun