Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Hebat, Memiliki Budaya Kepemimpinan yang Kuat

9 Agustus 2018   19:33 Diperbarui: 9 Agustus 2018   20:01 4133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekuatan budaya ditunjukkan oleh tingkat kesepakatan antar karyawan tentang pentingnya nilai dan cara tertentu dalam melakukan sesuatu. Jika konsensus luas ada, budaya itu kuat dan kohesif. Namun, jika yang ada adalah kesepakatan kecil, budaya itu ada lemah.

Perlu disadari pula bahwa, pengaruh budaya yang kuat tidak selalu bersifat positif. Terkadang budaya yang kuat dapat mendorong nilai yang salah dan menyebabkan kerugian bagi organisasi dan anggotanya. 

Sebagai contoh sederhana, bahwa selama seorang karyawan menghasilkan uang untuk perusahaan, para pemimpin mengambil pendekatan hands-off, yang memungkinkan semakin berisiko dan terkadang perilaku tidak etis yang menggangu bahkan membahayakan organisasi.

Budaya yang kuat meningkatkan kohesi karyawan dan komitmen terhadap nilai-nilai, tujuan, dan strategi organisasi, namun terkadang perusahaan tidak etis, yiatu memiliki nilai yang tidak sehat bagi organisasi karena tidak sesuai kebutuhan lingkungan. 

Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Harvard University terhadap sekitar 200 perusahaan, menunjukkan bahwa budaya yang kuat tidak menjamin kesuksesan kecuali jika hal itu juga mendorong respons yang sehat dan adaptasi terhadap lingkungan eksternal.

Budaya High-Performance

Yang penting bagi sebauah perusahaan adalah bagaimana agar tujuan utamanya tercapaui, yaitu mencetak profitabilitas yang tinggi. Perusahaan maupun organisasi manapun menghendaki agar kinerja organisasinya setinggi-tingginya. Target kinerja tinggi akan menjadi alat atau pengikat bagi semua orang untuk memberikan upaya terbaiknya bagi pencapaian kinerjaa yang ditagretkan. 

Secara manajerial, hal ini sangatlah wajar dan bisa difahami. Persaingan antar perusahaan atau antar organisasi biasanya menjadi pertimbangan dasar mengapa high-performance itu menjadi sebuah budaya atau kebutuhan utama.

Menciptakan dan mempertahankan budaya responsif dan berkinerja tinggi  menjadi salah satu pekerjaan penting dan utama bagi seorang pemimpin sebuah perusahaan dan organisasi. Sejumlah penelitian telah menemukan ada hubungan positif antara budaya dan kinerja. 

Kotter dan Heskett dalam sebuah hasil penelitian mereka, memberikan bukti bahwa perusahaan di mana para pemimpin yang dengan terencana mengelola nilai-nilai budayanya, mampu mengungguli perusahaan sejenis yang pemimpinnya tidak peduli pada budaya organisasinya.

Pimpinan orgnisasi yang berhasil ditunjukkan oleh kemampuannya memadukan antara dua aspek kunci  yaitu perhatian yang tinggi pada aspek nilai-nilai budaya yang kuat atau attention to values, dan pada sisi lainnya adalah perhatian yang maksimal terhadap high-performance perusahaan. Keduanya akan mencipatkan apa yang disebut High-performance, High Cultural-Values. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun