Namun, saat melihat di bawah permukaan air, akan menemukan petunjuk  lainnya seperti  norma, aturan tak tertulis, asumsi bersama, kepercayaan, dan sebagainya.  Apa yang di atas permukaan tidak selalu konsisten dengan apa yangdi bawah ini. Itulah yang di bawah permukaan yang benar-benar mendukung atau menghambat budaya organisasi dan kemampuan untuk berinovasi sepanjang kehidupan terus berjalan dalam organisasinya.
Edgar H. Shein dalam bukunya berjudul Organizational Culture and Leadership mendefinisikan budaya sebagai seperangkat nilai kunci, asumsi, pemahaman, dan norma yang dimiliki oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru sebagai sesuatu kebenaran (Shein, 2004).
Norma adalah standar bersama yang menentukan perilaku apa yang dapat diterima dan diinginkan dalam sekelompok orang. Budaya, yang paling dasar adalah pola asumsi dan kepercayaan bersama tentang bagaimana hal-hal dilakukan dalam sebuah organisasi.Â
Sebagai anggota organisasi mengatasi masalah internal dan eksternal, mereka mengembangkan asumsi dan norma perilaku yang diajarkan kepada anggota baru sebagai cara berpikir, merasakan, dan bertindak yang benar sehubungan dengan masalah itu.
Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya organisasi itu menjadi sangat penting, karena menata dan mengatur hubungan antara setiap orang dalam organisasi, baik antar individu dengan individu, maupun antara kelompok dengan kelompok, dan kelompok dengan individu.
Hubungan diantara mereka akan menjadi sebuah kekuatan dan sinergi yang sangat besar ketika budaya yang dibangun, dibentuk, dikelola, dipelihara dan dikembangkan benar-benar menuju kepada tujuan bersama organisasinya.
Bila orang sukses dengan apa yang mereka lakukan, gagasan dan nilai yang dituju maka keberhasilan itu dilembagakan sebagai bagian dari budaya organisasi. Budaya memberi karyawan rasa identitas organisasional dan menghasilkan komitmen terhadap nilai-nilai dan cara tertentu dalam melakukan sesuatu didalam organisasi.Â
Budaya melayani dua fungsi penting dalam organisasi yaitu mengintegrasikan anggota sehingga mereka tahu bagaimana berhubungan dengan satu lain, dan membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan eksternal.
Internal Integration. Membantu karyawan mengembangkan identitas kolektif dan tahu bagaimana bekerja sama secara efektif. Ini adalah budaya yang membimbing kerja sehari-hari, hubungan dan menentukan bagaimana orang berkomunikasi dalam organisasi, apa perilaku yang dapat diterima atau tidak dapat diterima, dan bagaimana sumber daya dan status dialokasikan. Budaya bisa menorehkan seperangkat aturan tak tertulis di benak karyawan, yang bisa jadi sangat kuat dalam menentukan perilaku, sehingga mempengaruhi kinerja organisasi.
External Adaptation. Â Adaptasi eksternal juga menentukan bagaimana organisasi memenuhi tujuan dan berurusan dengan orang luar. Nilai budaya yang tepat dapat membantu organisasi merespons dengan cepat untuk kebutuhan pelanggan atau pergerakan pesaing. Budaya bisa mendorong komitmen karyawan terhadap tujuan inti organisasi, tujuan spesifiknya, dan sarana dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan.