Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengelola Kepuasan Kerja akan Menurunkan "Turnover" Karyawan

22 Juli 2018   01:55 Diperbarui: 22 Juli 2018   15:10 2429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos.com

Agar manajemen dapat mengelola kepuasan kerja karyawan dengan benar maka perlu dipahami apa saja yang menjadi area atau bidang kepuasan kerja seorang pekerja. Sebab, tidak selalu sama bidang kepuasan kerja bagi setiap orang diberbagai organisasi yang berbeda-beda. Namun secara umum dalam sebuah perusahaan paling tidak ada beberapa kategori yang harus difahami.

Dalam buku teks mereka berjudul Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace 3rd Edition,  Colquitt, LePine, Wesson (2018) merumuksan dengan sederhana adanya 8 kategori kepuasan kerja karyawan dalam sebuah perusahaan, yaitu :

  1. Pay Satisfaction. Mencerminkan perasaan pekerja tentang bayaran mereka, dimana pay satisfaction didasarkan pada perbandingan antara bayaran yang diinginkan pekerja dengan yang mereka terima.
  2. Promotion Satisfaction. Mencerminkan perasaan pekerja tentang kebijakan promosi perusahaan dan pelaksanaannya, termasuk apakah promosi sering diberikan, dilakukan dengan jujur, dan berdasar pada kemampuan. Banyak pekerja menghargai promosi karena memberikan peluang untuk pertumbuhan personal lebih besar, upah lebih baik dan prestise lebih tinggi.
  3. Supervision Satisfaction. Mencerminkan perasaan pekerja tentang atasan mereka, termasuk apakah atasan mereka kompeten, sopan dan komunikator yang baik, dan bukan bersifat malas, mengganggu, dan menjaga jarak.
  4. Co Worker Satisfaction. Mencerminkan perasaan pekerja tentang teman sekerja mereka, termasuk apakah rekan kerja sekerja mereka cerdas, bertanggung jawab, membantu, menyenangkan, dan menarik. Pekerja mengharapkan rekan sekerjanya membantu dalam pekerjaan.
  5. Satisfaction with the Work itself. Mencerminkan perasaan pekerja tentang tugas pekerjaan mereka sebenarnya, termasuk apabila tugasnya menantang, menarik, dihormati dan memanfaatkan keterampilan penting daripada sifat pekerjaan yang menjemukan, berulang-ulang dan tidak nyaman. Aspek ini memfokus pada apa yang sebenarnya dilakukan pekerja.
  6. Altruism. Altruism merupakan sifat suka membantu orang lain dan menjadi penyebab moral. Sifat ini antara lain ditunjukan oleh kesediaan orang untuk membantu rekan sekerja ketika sedang menghadapi banyak tugas.
  7. Status. Status menyangkut prestise, mempunyai kekuasaan atas orang lain, atau merasa memiliki popularitas. Promosi jabatan disatu sisi menunjukkan peningkatan status, di sisi lainnya akan memberikan kepuasan karena prestasinya dihargai.
  8. Environment. Lingkungan menunjukan perasaan nyaman dan aman. Lingkungan kerja yang baik dapat menciptakan quality of worklife di tempat pekerjaan.

Kedelapan kategori itulah yang harus menjadi agenda utama seorang Manajer Sumber Daya Manusia untuk diperhatikan dan dikelola secara benar dan baik. Nampaknya tidaklah mudah dan juga tidaklah murah. Tetapi, biaya yang akan dikeluarakan oleh perusahaan bisa saja akan jauh lebih besar lagi apabila karyawan tidak merasa puas dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya.

Dampaknya apabila Kepuasan Kerja Tidak Tercapai

Seorang Manajer HRD harus sungguh-sungguh memahami dan mengenal dengan tepat apa akibatnya bagi perusahaan kalau karyawan tidak mencapai kepuasannya. Menurut Robbins dan Judge  (2017), bahwa   ada 4 bentuk tanggapan atau rekasi karyawan yang berbeda satu sama lain apabila mereka tidak mencapai kepuasan dalam bekerja.

Exit. Ketidakpuasan ditunjukkan melalui perilaku yang diarahkan pada upayanya meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru atau mengundurkan diri.

Voice. Ketidakpuasan ditunjukkan melalui usaha secara aktif dan konstruktif untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan berbagai bentuk aktivitas perserikatan.

Loyalty. Ketidakpuasan ditunjukkan secara pasif, tetapi optimistik dengan menunggu kondisi untuk memperbaiki, termasuk dengan berbicara bagi organisasi dihadapan kritik eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.

Neglect. Ketidakpuasan ditunjukkan melalui tindakan secara pasif membiarkan kondisi semakin buruk, termasuk kemangkiran atau keterlambatan secara kronis, mengurangi usaha, dan meningkatkan tingkat kesalahan. 

Apabila pimpinan HRD tidak mengenali bentuk-bentuk reaksi karyawan karena ketidakpuasan kerja akan sangat merugikan perusahaan. Sebab, sesungguhnya, reaksi karyawan atas ketidakpuasannya dapat segera ditanggapi agar tidak menjadi masalah kritis bagi peruahaan, apalagi kalau karyawannya keluar, atau malah bikin masalah dan bikin gaduh dalam perusahaan. Oleh karenanya maka pimpinan harus memiliki kepekaan yang tinggi bagi karaywannya.

Pengukuran Kepuasan Kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun