Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kehancuran Organisasi, Ketika Persaingan Peran Tidak Terkendali

10 Juni 2018   11:23 Diperbarui: 14 Juni 2018   10:15 3877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay)

Yang dilakukan dan perlu dikawal, dirawat dan dikembangkan adalah membangun budaya organisasi yang kuat dengan pemberdayaan setiap peran yang ada. Salah satu strategi yang bisa dipertimbangkan adalah Strategi Perlombaan Recognation and Appreaciation. Sederhananya, adalah setiap orang yang telah berperan dalam organisasi membutuhkan recognition atau pengakuan terhadap capaian peran yang dilakukan bagi organisasi. Dan karenanya dia membutuhkan appreciation atau penghargaan. Pengakuan dan penghargaan telah terbukti sangat efektif untuk merawat performance karyawan untuk terus meningkat hingga  mencapai puncak kinerjanya. Praktek strategi perlombaan peran dan apresiasi ini sudah banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, baik manufakatur dan terutama jasa. Misalnya, perusahaan dalam lingkup industri jasa keuangan, asuransi dan pembiayaan ataupun dalam perusahaan-perusahaan berbasis pemasaran jasa. Perusahaan-perusahaan ini bisa sangat berhasil karena tenaga pemasarannya bekerja sangat totalitas sebab mereka mendapat recognation dan appreciation yang luar biasa pula.

Dipastikan, perusahaan atau organisasi yang sangat miskin strategi recognition and appreciation pertumbuhannya tidaklah maksimal sesuai harapan. Kalaupun ada kemajuan, tetapi secara relative selalu ketinggalan dengan pesaing-pesainnya dalam satu industri. Indikator yang sering muncul adalah employees turn-over terlalu tinggi. Derajat karyawan keluar masuk cenderung meninggi, dan ini sangat membebani anggaran perusahaan, karena setiap rekruitment akan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit, disamping akan mengganggu proses produksinya.

Perlombaan atau Strategi Recognation and Appreciation, sebetulnya bukan hal yang baru dalam literatur manajemen. Dalam buku klasiknya, Organizational Development (1983) Karl Albrecht merumuskan tesisnya yang mengatakan bahwa pengelolaan karyawan yang benar dan baik tercapai ketika :

 Pertama, karyawan merasakan bahwa apa yang diterima dari organisasi jauh lebih besar dibandingkan dari apa yang sudah disumbangkan oleh karyawan kepada perusahaan. Dan oleh krenanya, maka karyawan akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi organisasinya hingga dia merasa bahwa seimbang apa yang diterima dari organisasi dengan kinerjanya dia.

Kedua, ketika organisasi merasakan bahwa apa yang telah diberikan/dibayarkan kepada karyawannya jauh lebih sedikit ketimbang kinerja karyawan yang sangat baik, sehingga organisasi akan terus berusaha memberikan yang terbaik bagi karyawannya.

Inilah yang disebut dengan strategi perlombaan recognation and appreciation. Karyawan tidak lagi memikirkan dirinya sendiri karena hal itu sudah dilakukan oleh organisasi, tetapi dia fokus pada bekerja dengan professional dan memberikan hasil yang terbaik setiap saat. Demikian juga perusahaan atau organsasi dia akan fokus bagaimana menjaga, memelihara, merawat dan mengembangkan karyawannya karena karyawan sudah memberikan yang terbaik dalam kinerjanya.

Kehancuran Suatu Organisasi

Walaupun hukum alam selalu berlaku yaitu bila ada kelahiran maka ada juga kematian. Demikian juga dalam siklus kehidupan organisasi ataupun kehidupan suatu perusahaan ada saat lahirnya tetapi ada juga saat perusahaan itu harus ditutup dan mati. Ini sesuatu kenicayaan dalam dinamika kehidupan. Tetapi, pelajaran yang harus disadari adalah ketika sebuah organisasi didirikan dan dalam waktu yang tidak terlalu lama lalu menuju kepada kematian, kalaupun tidak mati, tetapi mati tidak hidup juga tidak, itu berarti terdapat yang keliru dalam mengelola peran-peran orang didalamnya.

Kondisi seperti ini tidak tertutup kemungkinan juga terjadi dalam komunitas yang lebih besar. Suatu bangsa misalnya, sangat mudah dilihat dan nampak bagaimana konflik peran itu terus menerus terjadi dan melemahkan habis sendi-sendi kehidupan yang ada didalamnya. Setiap orang berlomba menjadi yang terbaik dalam peran dan fungsinya tetapi pada saat yang sama menganulir dan tak mengakui peran orang lain dan karenanya dia mau berjalan sendiri dengan peran-perannya. Berlomba menjadi pemeran yang terbaik tetapi meniadakan peran orang lain hanya akan membawa kehancuran bagi masa depan organisasi itu sendiri. Bila hal ini terus berlangsung maka sumber daya yang dimiliki tidak akan menjadi efisien dan efektif mewujudkan mimpi dan cita cita bersama. Sinergisitas tidak lagi menjadi produk yang dicari karena semua saling berlomba peran dalam sebuah konflik massive dan terus menerus. Resikonya, kehancuran yang dimaksud adalah tidak sampainya pada tujuan akhir dengan baik. Komunitasnya menjadi sia-sia berperan dalam ruang waktu yang ada. Kesejahteraan dan kedamaian serta ketenangan tidaklah dapat dinikmati dengan optimal.

Dalam konteks Strategi Perlombaan Recognation and Appreciation, hal ini bisa dihindari dan dikelola dengan baik. Karena efek sinergisitas yang akan dicapai akan sangat luar biasa. Semua sumberdaya dan upaya dan usaha akan menyatu untuk membawa perubahan yang mendasar, menyeluruh dan dengan waktu yang lebih cepat. Sehingga kesejahteraan itu dapat diwujudkan ditengah-tengah komunitas yang dibangun. Sebutkanlah itu komunitas NKRI, rumah kita Indonesia. Harusnya BISA !

Yupiter Gulo, 10/6/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun