Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Gaji Dewan Pengarah BPIP, Sebuah Strategi Kompensasi bagi "Special Group"

2 Juni 2018   19:22 Diperbarui: 3 Juni 2018   15:09 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Ada dua alasan dasar mengapa mereka disebut kelompok khusus, pertama, Posisi dan peranan mereka sangat strategis dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Apabila mereka gagal dalam melaksanakan peran strategisnya maka organisai perusahaan bisa berada dalam bahaya. 

Kedua, posisi dan peran mereka cenderung menghadapi konflik dalam organisasi, terutama kalau orang yang menduduki posisi strategis ini tidak memiliki kapabilitas yang memadai (Milkovich, at al, 2016).

Bagaimana dengan kompensasi yang diterima oleh special group ini ?. Pasti sangat berbeda jauh dengan karyawan pada umumnya. Untuk itu, perusahaan harus memiliki Strategi Kompensasi yang cocok untuk setiap jenis posisi yang dipercayakan. Besaran kompensasi yang diberikanpun diantara posisi itu sangat mungkin berbeda-beda. 

Dari sisi jumlah uang yang diterima pertahun tentu saja sangat menggiurkan, belum lagi berbagai tunjangan dan fasilitas yang harus mereka terima dan nikmati. Besarnya angka-angka ini tentu saja berbeda disetiap Negara dan perusahaan. Sebagai ilustrasi saja, besarnya kompesasi yang diterima oleh CEO dari 100 perusahaan besar di USA pada tahun 2010an mencapai 18 juta dollars USA pertahun. Kalau di Eropa dan sekitarnya agak  lebih rendah dari USA.

Ada berbagai bentuk dan strategi pemberian kompensasi yang bisa ditawarkan oleh perusahaan kepada orang-orang khusus ini. Namun, pemberian angka-angka yang fantastis ini bukan gratis semata, karena hasil pekerjaan dan tanggungjawab mereka juga menentukan masa depan perusahaan, bahkan mati hidupnya perusahaan itu. Dengan kompensasi yang besar, juga menghasilkan keuntungan yang besar.

Bagaimana dengan BPIP di Indonesia ? Semua meyakini bahwa tugas dan peran serta tanggungjawab mereka sangat strategis dan menentukan bagi Negeri ini. Khususnya dalam menagkal radikalisme, terosrisme dan upaya-upaya berbagai kelompok untuk mengganti dasar-dasar negara RI ini dari Pancasila dan UUD 45 kedalam bentuk lain. 

Woww...saya berpikir ini sangat strategis Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini yang sudah terbengkalai habis-habis sejak reformasi 1998 saat Orde Baru - Rezim Presiden Soeharto tumbang. Wajarlah bila peran strategi mereka diberi reward yang memadai seperti angka-angka diatas.

Persoalan apakah Dewan Pengarah dan Pelaksana tugas BPIP ini berhasil atau tidak, tentu saja ini akan dilihat dan diamati oleh seluruh rakyat Indonesia. Mereka harus diberi kesempatan untuk bekerja dengan leluasa sesuai dengan "tupoksi" yang diminta oleh Presiden Jokowi. Lalu, karena ini fungsi strategis, harus mendapat backup dan support penuh dari seluruh elemen bangsa.

Gaji lebih besar dari Presiden

Mungkinkah gaji seorang karyawan lebih besar dari gaji seorang presiden direktur disuatu perusahaan?. Jaawabannya sangat mungkin. Terutama karyawan yang berada pada posisi Special Group, orang-orang khusus yang pengetahuan dan ketrampilannya sangat khusus dan tidak banyak orang bisa melakukannya dan menentukan sekali bagi mati-hidupnya, maju-mundurnya suatu perusahaan.

Karyawan-karyawan professional, konsultan khusus dan scientists dalam pabrik merupakan orang-orang yang menerima kompensasi yang bisa saja lebih besar dari gaji direkturnya atau bahkan presiden direkturnya. Dan saya pikir juga demkian, disuatu Negara, sangat terbuka kemungkinan bahwa tidak selalu Gaji seorang Presiden lebih besar dari karyawan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun