Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Refleksi | Pentakosta, Tidak Lari dari Kenyataan Hidup

20 Mei 2018   14:07 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:29 3564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: christianity.com/jesus/early-church-history

Betul bahwa Yesus tidak bersama murid tetapi Dia kirimkan dan turunkan Roh Kudus sebagai pengganti DiriNYA sendiri. Untuk menemani, menyertai dan membimbing murid-muridNya itu melakukan tugas yang sudah dimulai oleh Yesus semasa hidupNya.

Roh Kudus diturunkan diatas murid-muridNya sebagai "teman sejati" dalam melakukan karya keselamatan bagi umat manusia. Terus menolong mereka yang sedang terjebak dalam lembah dosa dan kekelaman dan membawa mereka kepada Allah untuk diselamatkan jiwa-jiwanya. Itulah tugas yang harus dilakukan oleh murid-murid yang setia itu.

Pentakosta itu hari dimana Roh Kudus diturunkan atas semua murid-murid Allah, agar mereka tidak takut menghadapi dunia ini. Murid-murid tidak boleh melarikan diri dari kenyataan tugas dan tanggungjawab sebagai murid. Apapun yang terjadi, murid-murid harus berani menghadapinya karena ada penolong yang sejati dan setia yaitu Roh Kudus. 

Roh Kudus sebagai bentuk kahadiran Allah ditengah-tengah murid adalah membantu, mensupport dan memberikan pertolongan, bahkan Roh Kuduspun berdoa kepada Allah untuk menyampaikan doa-doa murid muridnya dengan caranya.

Pesan besarnya sungguhlah jelas dan terang benderang. Semua umat yang percaya kepada Yesus Kristus itu adalah murid-murid setia yang harus meneruskan karya keselamatan bagi umat manusia. Setiap manusia tidak boleh takut apapun didunia ini, karena ada Roh Kudus teman sejati yang akan menolong.

bayu-1-5b01807cdd0fa85a7e1e26c3.jpg
bayu-1-5b01807cdd0fa85a7e1e26c3.jpg
Peristiwa rentetan Bom bunuh diri sebulan terakhir ini, yang terjadi di Depok (Mako Brimob) yang menjatuhkan korban jiwa 6 orang yang tak berdosa, diteruskan di Surabaya selama beberapa hari, juga memakan banyak korban yang tak berdosa, bahkan warga gereja yang sedang kebaktian, bahkan hingga ketempat lain seperti di Riau, adalah persitiwa teror dunia yang sungguh menakutkan manusia yang tidak mau menjadi korban sia-sia. 

Teror memang tujuannya hanya satu yaitu menebarkan ketakutan dan membunuh siapa saja yang menjadi targetnya. Pentakosta berpesan agar semua orang tidak perlu takut. Harus berani mengahadapi kehidupan ini. Situasi sesulit apapun dan menakutkan sekalipun harus dihadapi, Roh Kudus akan menolong.

Hari ini juga, kita menyaksikan di media televisi bahkan video klipnya juga beredar di media sosial, yaitu Kebaktian Pentakosta di GKI Diponegoro Surabaya sebagai salah yang di bom oleh teroris seminggu yang lalu. Vidio ini sangat menguatkan dan inspiratif karena dalam satu kebaktian lebih 1000 orang hadir dari berbagai denominasi kepercayaan, besatu padu dalam sebuah ibadah. Kebaktian yang sangat mepresentasikan bahwa sesungguhnya "masyarakat Indonesia" cinta persatuan dan kebersamaan walaupun beda agama, suku dan keyakinan".


Dengan demikian, teroris sebetulnya nyata bahwa tidak mewakili agama tertentu. Tetapi agama digunakan untuk mengadu domba dalam rangka menyebarkan ketakutan dan kematian. 

Tujuan akhir teror itu adalah kematian. Kematian menjadi jalan yang diyakini oleh si teror menuju tujuan akhirnya yaitu nirwana nan surga. Sebuah tujuan yang sesat !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun