Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Iman Versus Kepalsuan

6 Mei 2018   17:26 Diperbarui: 7 Mei 2018   03:45 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IMAN vs KEPALSUAN

Adakah hubungan antara Iman dan Kepalsuan ?

Ada yang merasa beriman tetapi menyangkal kenyataan.

Iman tidak menyangkal realita.
Iman tidak pura-pura tidak tahu bahwa Anda sedang punya masalah.
Iman tidak berkata, "Aku tidak terluka" ketika sebenarnya Anda terluka.
Iman tidak berkata, "Aku tidak sakit" ketika sebenarnya Anda sakit.
Iman tidak berkata, "Aku bahagia" ketika sebenarnya Anda benar-benar merasakan duka yang mendalam.

Itu semua bukan iman; itu kepalsuan!

Iman itu berarti menghadapi realita tanpa merasa putus asa karenanya, sebab Anda tahu Allah lebih besar dari masalah Anda. Iman berarti meyakini bahwa ada pertolongan pada saat tidak mampu menghadapinya. Iman berarti mengakui adanya kuasa yang lebih besar dari kekuatannya sendiri. Iman berarti, meyakini pertolongan itu hadir ketika iman berkata datanglah, aku membutuhkanmu.

Ini sungguh sangat tidak mudah dilakoni. Mengapa ? Karena iman tidak dikuasai oleh rasio atau logika manusia. Hati-hati, saat Anda sudah melogiskan semuanya maka saat itu iman sudah Anda lepaskan dan kekuatan Anda bukan pada iman lagi tetapi pada logika Anda. Dan kalau ini yang terjadi, dipastikan Anda akan sangat kelelahan karena mengandalkan kemampuan sendiri saja.

Iman berkata, I am do my best and God the rest. Saya akan melakukan bagianku, dan Tuhan akan melakukan bagiannya. Artinya, jangan pernah mencoba melakukan bagiannya Tuhan karena Anda hanya menghabiskan energy yang tidak perlu.

Sahabat,

Saat ini ada sebuah label spiritual yang intinya mengatakan :
"Tolak semua masalah Anda. Berpikir positiflah. Ucapkan dan nyatakan."
Sesungguhnya, pemikiran semacam ini merupakan kata-kata Pollyana, tokoh gadis kecil yang amat optimis di dalam novel anak-anak. Dan apalagi Pollyana bukan seorang teolog.

Fahamilah bahwa :
Iman memampukan Anda berhadapan dengan realita tanpa membuat Andas berkecil hati.
Itu karena Anda tahu bahwa Tuhan dapat mengubah keadaan.
Anda dapat membangun keluarga di atas iman, tetapi tidak di atas khayalan.
Anda dapat membangun bisnis di atas iman, tapi tidak di atas khayalan.
Anda dapat membangun kehidupan di atas iman, tapi tidak di atas khayalan.

Rahasianya ialah lihatlah melebihi persoalan Anda:
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal" .

Jika Anda melihat dunia, maka Anda akan tertekan. Ada banyak masalah di mana-mana!
Jika Anda melihatnya lebih jauh, Anda akan tertekan karena ada banyak hal yang perlu diubah dalam hidup Anda.
Tapi jika Anda melihat DIA Sang Pemilik Hidumu, Anda dapat bersandar.

Semua itu bergantung pada apa yang menjadi fokus Anda.
Permasalahan itu bak sebuah kasur :

Naik ke atasnya, dan Anda bisa beristirahat.
Tidur di bawahnya, dan Anda akan sesak nafas.
Ketika Anda mulai melihat masalah Anda, Anda akan tenggelam.

Tapi jika Anda melihat DIA Sang Khalik - jika Anda melihat ke arah Sang Penyelamat Anda daripada melihat kesukaran Anda - maka Anda akan mampu melaluinya.

Imanilah dan percayalah! .

Tetap Semangat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun