Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertempuran SBMPTN 2018, Persaingan akan Lebih Sengit

23 April 2018   04:00 Diperbarui: 23 April 2018   04:11 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa yang lalu tanggal 17 April 2018 telah diumumkan hasil SNMPTN, dan seperti biasa suasananya penuh dengan cerita-cerita menegangkan, mengharukan. Ada yang histeris karena kesenangan tak menyangka diterima, tetapi lebih banyak yang "tentu kecewa" bahkan merasakan menyesal hanya karena merasa salah strategi meilih jurusan. Bahkan ada siswa yang baru tahu bahwa pilihannya bukan di wilayah satu provinsi dengan sekolahnya.

Banyak yang kecewa, itu sudah pasti karena jumlah yang diterima hanya sekitar 19% dari 586.156 siswa yang mendaftar dari ribuan sekolah ditanah air. Sehingga siswa yang terpilih sebanyak 110.946 sisswa sungguh-sungguh berhak menjadi "pilihan terbaik untuk duduk di Perguruan Tinggi Negeri pilihannya".

SNMPTN sudah berlalu. Para siswa harusnya tidak boleh berlama-lama untuk bersenang dan apalagi berkecewa-ria. Karena yang lolos harus segera mempersiapkan diri untuk melakukan registrasi ulang menyelesikan persyaratan yang dibutuhkan oleh setiap sekolah. Sementara yang gagal SNMPTN harus segera mempersiapkan diri mengikuti "medan pertempuran yang baru yaitu SBMPTN".

Bagaimana peta SBMPTN 2018 ?. Dipastikan persaingannya akan jauh lebih seru, sengit dan tentu lebih menegangkan lagi. Sehingga "siswa harus betul-betul mempersiapkan diri dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan kegagalan dan cara untuk memanfaatkan semua peluang yang dibutuhkan agar tidak buntung diakhir perjuangan".

Ada 4 alasan dan cacatan kunci mengapa persaingan jauh lebih ketat dalam  SBMPTN 2018, yaitu :

Pertama, jumlah peserta SBMPTN 2018 akan meningkat dibandingkan dengan SBMPTN 2017. Paling tidak siswa yang gagal masuk SNMPTN sebanyak 475.210 orang (yang merupakan angka 20% dari 586.156) akan menjadi peserta SBMPTN yang benar-benar militant mengikutinya. Mereka ini merupakan  siswa-siswa terbaik dari setiap sekolahnya masing-masing. 

Kemudian jumlah ini akan ditambah lagi dengan siswa yang tidak terseleksi mengikuti SNMPTN yang jumlah tiap sekolah berbeda-beda. Tergantung kualifikasi sekolahnya, seperti yang Grade -- A mendapatkan jatah ikut seleksi 50%, Grade -- B, Grade -- C, dan seterusnya. Mereka akan mendaftarkan diri ikuti SBMPTN. Walaupun belum ada data resmi yang direalese, tapi perkiraan preserta SBMPTN 2018 adalah 877.512 siswa. Aangka ini dengan meperhitungkan kenaikan sekitar 10% seperti angka kenaikkan peserta SBMPTN tahun 2016 ke 2017. Angka tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih besar sedikit jumlahnya.

Kedua, jumlah yang diterima akan semakin berkurang. Mengapa ? karena tahun ini porsi siswa yang diterima lebih banyak di SNMPTN dibandingkan SBMPTN. Walaupun secara umum ketentuan alokasi penerimaan seleksi adalah 30% untuk SNMPTN, 30% SBMPTN dan sisanya untuk jalur Mandiri. Tetapi, mulai tahun ini ada beberapa PTN yang menghapus jalus Mandiri, dan hanya jalur undangan dan SBMPTN saja. Misalnya, seleksi di ITB hanya SNMPTN 60% dan SBMPTN sebanyak 40%, dan jalur Mandiri tidak lagi dipakai. Di UI, UGM dan beberapa PTN lain masih memanfaatkan jalur Mandiri.

Ketiga, kualifikasi yang semakin ketat. Berdasarkan pemantauan dari beberapa lembaga BimBel, SBMPTN dipastikan soal-soalnya akan lebih ketat dari tingkat kesulitan. Paling tidak siswa tidak boleh sembarangan mengerjakan soal. Harus faham bahwa kesulitan setiap kelompok soal akan memperoleh nilai yang berbeda. Soal yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi akan mendapat point atau nilai yang lebih besar ketimbang soal yang kesulitannya rendah. 

Untuk itu, siswa harus memahami betul strategi mengerjakan soal-soal SBMPTN. Walaupun demikian, pasti saja ada siswa yang akan menggunakan cara-cara gambling -- main terkaan saja.  Dan tentu saja mereka memiliki kemungkinan lolos walaupun ini tidak mencerminkan kemampuan akademik mereka, seperti yang dilakukan melalui jalur SNMPTN.

Keempat, jumlah peminat  perprogdi atau jurusan yang semakin meningkat. Persaingan sengit dipastikan akan terjadi pada jurusan atau program studi yang menjadi favorit siswa. Ini sengit karena selain kapasitas kursi yang tersedia terbatas, jumlah peminat bertambah dan kualifikasi calon siswa juga semakin tinggi sehingga perebutan akan betul-betul ditentukan oleh nilai atau score tertinggi setiap siswa. Dipastikan keputusan diterima atau tidak pasti hanya tergantung pada nilai hasil testnya. Hal yang berbeda dengan jalur SNMPTN yang juga memperhitungkan track-record siswa dan prestasi-prestasi akademik lainnya. Demikian juga dengan jalur mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun