Mohon tunggu...
yupi andaresta
yupi andaresta Mohon Tunggu... Akuntan - Mengkhayal dan Menulis

Orang kecil di simpang jalan

Selanjutnya

Tutup

Film

Dilan dan Platonic Love

27 Juli 2020   21:02 Diperbarui: 28 Juli 2020   05:16 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dilan (sumber: moviebuff.com)

Ya..Saya memang suka dengan film Dilan, terlebih kisah cinta nya yang mampu meluluhkan hati milea.

Menonton film dilan bagaikan kembali dan masuk kelorong waktu seperti kita di saat masih SMU dulu. Setiap adegannya mampu menembus ruang imajinasiku lalu kemudian mengantarkan dan menghadirkan kisah cinta, pergaulan, ke-ababilan dan kenakalan kembali di ingatanku. 

Memori ingatan kadang tidak bisa dihadirkan setiap saat, sebelum percikan kisah yang serupa datang memantikmu dan membawamu bernostalgia ria. Eaaaa..

Film dilan menurutku adalah pemantik akan naiknya kembali ke permukaan tentang kisah2 klasik yang pernah kita rasakan dulu. Jujur, hampir setiap orang yang ber-SMU pernah mengalami kisah cinta ala Obie Mesakh. Katanya kawanku " Di SMU lah kita belajar Puber,  kita belajar cinta, dan kita belajar mau dikatakan hebat". Betul kan frend ?.

Tapi di tulisanku ini saya tidak ingin membahas persoalan kenakalan dan ke-ababilan Dilaners -- Dilaners' Old. Saya hanya tertarik dengan cara dilan memanjat dan meruntuhkan sekat cinta yang ada di diri milea. Dinding pembatas cinta milea runtuh dengan tiupan kata-kata asmara yg sejuk dan menyejukkan. Bukan dengan tiupan kata2 tornado yang menyapurata kosa-kata yang pada akhirnya menyisakan puing2 Gombal dan Bual.

Saya masih ingat betul, seorang kawan datang bercerita kalau dia memiliki mantra ajaib penakluk wanita wasiat dari ayahnya. Mantra atau polemore itu merupakan artefak abstrak peninggalan kakek-buyutnya 100 tahun silam. 

Saya mencoba menelisik lebih dalam arti kata mantraman itu, yang tidak lain hanyalah sebuah puisi cinta. Orang yang dimabuk cinta akan sendirinya mampu membuat rangkaian kata indah sebagai penyenang hati dia dan si dia.

Puisi cinta dilan tidak hanya untuk menyenangkan hati milea saja,  tapi juga untuk dirinya sendiri. Dengan berpuisi dihadapan milea itu sudah membuat skor satu kosong untuk kepuasan dirinya, belum lagi jika milea menerimanya, itu sudah menjadi dua-satu. 

Puisi memang harus diperdengarkan ke sesorang sebagai bentuk Expresi cinta lewat kiasan kata. Karena tidak mungkin saya harus menjadi matahari sungguhan agar kecantikanmu nampak tersinar, Kamu itu lebih berwarna dari pelangi, lebih segar dari pagi.

Cinta dilan sesungguhnya mengajarkan tentang Platonic Love, bukan Eros. Dalam dialog simposiumnya dimana Socrates, plato dan kawan2nya mabuk sambil bercerita tentang cinta. Dari hasil ngawurnya filsuf2 itu, defenisi cinta atau fenomena mental puncak manusia yang sesungguhnya telah lahir. Dilan mengexpresikannya seperti kata Eryx Machus "Cinta adalah sumber kebahagiaan, tanpa harus terikat dan memiliki ".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun