Saudara Semuslim, Masihkah Kita Satu Tubuh?
Oleh: Yuyun Suminah
Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan kaum mukmin itu dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi, bagaikan satu tubuh. Jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit, seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam (turut merasakan sakitnya)." (HR Bukhari dan Muslim).
Sob, apa yang bisa kita renungkan dan rasakan ketika Rasulullah manusia mulia kekasih Allah, manusia yang kita harapkan syafaatnya, manusia yang setiap solat kita sebut namanya, menyebutnya dalam do'a, menyampaikan pesan tersebut kepada kita, umatnya.Â
Rasul berpesan cukup dalam menyentuh kalbu ini bahwa umat Islam itu bersaudara harus saling mengasihi, membantu dan tidak saling mendzalimi.Â
Pesan yang mampu meneteskan air mata, bahwa Rasulullah menginginkan umatnya saling tolong menolong, tidak merendahkan muslim yang memiliki keterbatasan.
Beliau mengumpakan kita umat Islam bagaikan satu tubuh, tubuh mana yang merasakan sakit kepala akan merespon dengan sakit kepala, seluruh badan demam, mulut meringis kesakitan padahal yang terluka telunjuk tangan yang tergores pisau.
Namun, gelora saling menolong, membantu dan mencintai tergerus bahkan mungkin hilang oleh sekat nasionalisme. Ketidak mampuan umat Islam terhalang nasionalisme. Palestina dijajah kita hanya bisa menonton.
Para pemangku kebijakan, pemimpin di negeri-negeri muslim lumpuh tak berdaya. Menganggap itu urusan negara lain padahal Palestina saudara kita.
Puluhan tahun lamanya Palestina dijajah oleh zionis laknatullah, sudah ribuan korban yang syahid. Sungguh Umat Islam tak berdaya, padahal Palestina tanah kaum muslim tempat bersejarah umat Islam.Â