Mohon tunggu...
SatyaMeva Jaya
SatyaMeva Jaya Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berbagi, dan Lepas

I Never mess with my dreams "m a Sapiosexual"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ajaran Negara Islam Indonesia (NII) Sesat dan Merekrut Anak di Bawah Umur

20 Oktober 2021   15:00 Diperbarui: 20 Oktober 2021   15:03 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.orami.co.id/magazine/10-tips-mencegah-anak-terpapar-bibit-terorisme/

Artikel sebelumnya yang berjudul "Negara Islam Indonesia (NII), Indonesia Hati-hati", telah menjelaskan secara singkat bagaimana ancaman NII bagi keutuhan NKRI serta kembalinya NII dalam aksi perekrutan 59 orang di Garut Jawa Barat dalam bentuk pembaiatan terhadap ajaran dan kesetiaan kepada NII. Pada artikel kali ini, penulis coba menguraikan bagaimana NII mendoktrin fahamnya kepada warga-warga tersebut dan berhasil membuat mereka tegas dalam Tindakan, buah dari doktrin ajaran tersebut.

Sungguh prihatin bahwa beberapa dari ke 59 orang anggota yang telah berbaiat kepada NII tersebut adalah anak dibawah umur sebagai korbannya. Kronologis awal kecurigaan tersebut terjadi sebab adanya perubahan sikap dari Tarnok (bukan nama sebenarnya), Tarnok saat itu masih berusia 13 tahun atau saat itu masih kelas 1 Sekolah menengah Pertama yang rutin mengikuti pengajian di salah satu tempat dekat rumahnya. 

Ayah Tarnok saat itu membiarkan anaknya untuk mengaji pada tempat tersebut karena dianggap pengajian tersebut adalah tempat untuk memperkuat ilmu islam dan mahir membaca Al-Quran dengan benar. Dengan kata lain, ayahnya Santok tidak menaruh kecurigaan dengan aktifitas pengajian tersebut.

Namun, Ayah Tarnok mulai menaruh kecurigaan awal saat anaknya tersebut minta berhenti dari sekolahnya yang saat itu masih dibangku kelas 1 SMP dengan alas an bahwa untuk sukses tidak harus sekolah. Akhirnya, singkat cerita Tarnok berhenti mengenyam bangku Pendidikan yang masih terbilang singkat tersebut. Kemudian, tidak jarang Santok beradu argument perihal ajaran yang dianutnya kepada kaka-kakanya dan Ayahnya. 

Seperti, mengkafir-kafirkan orang yang sesama muslim, tidak mau sholat berjamaah dengan jamaah yang dianggapnya kafir, sesekali tidak pulang kerumah tanpa alas an jelas, dan melawan orang tuanya saat di nasihati bahwa kita tetap mengakui Pancasila dan NKRI, Tarnok tegas menolak.

Perubahan sikap Tarnok tersebut sudah mulai diantisipasi oleh ayahnya untuk kembali menyadarkan sikap anehnya tersebut. Kemudian, saat Tarno berusia 15 tahun, akhir-akhir kemarin ia kecelakaan saat mengendarai sepeda motor. Selama 2 hari Tarno tidak pulang kerumah usai kecelakaan tersebut, saat Tarnok pulang ke rumahnya, diketahui bahwa motor yang dipakai saat itu hancur. 

Kemudian, ayahnya membuka tas yang dibawa oleh Tarno dan ditemukan ada list nama-nama orang yang infaq, lalu diketahui bahwa infaq tersebut guna diberi kepada negara ujar Tarnok dan ternyata negara yang dimaksudkan adalah Negara Islam Indonesia (NII). Sehingga saat itu Ayah Tarnok mulai merasa geram yang meminta sang Ayah agar dapat dipertemukan dengan perwakilan guru (orang NII) yang dimaksud oleh sang anak. 

Beberapa hari, guru yang disebut  itupun datang menemui keluarga Tarno dan penjelasan guru tersebut sederhananya lebih secara hitam dan putih, seperti membandingkan Al-Quran dan Pancasila, Khilafah dan Non-Khilafah dan membandingkan negara Islam dan Indonesia. Singkatnya, orang tuanya tersebut meminta agar anaknya tersebut tidak diikut sertakan lagi dalam pengajian tersebut dan tidak Ridho anaknya diberi ajaran seperti itu.

 Sebab hal ini, orangtua Tarnok melaporkan hal tersebut kepada MUI Garut yang kemudia MUI Garut, list nama 59 orang beserta pihak tekait memanggil untuk bertabayun guna menyelesaikan fenomena ini. 

Dari hasil tabayun tersebut didapati bahwa 59 orang yang didalamnya terdapat anak dibawah umur tersebut telah terpapar faham radikalisme dan sesat, sehingga dalam pertemuan tersebut MUI Garut memberi penjelasan dengan narasi-narasi yang benar akan kebenaran ajaran islam sesungguhnya dan meminta mereka semua kembali kepada NKRI dan mengakui Pancasila dengan menandatangani surat pernyataan kesetiaan kepada NKRI. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun